MAKALAH
KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA
PEMBIMBING : DONI WICAKSONO,SST
DISUSUN OLEH:
NAMA : YANUAR DWI HARIYANTI
KELAS : X KEPERAWATAN 2
NO : 31
SMK KESEHATAN BAKTI INDONESIA
MEDIKA PONOROGO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
KATA PENGANTAR
Tiada
kata yang patut diucapkaan selain Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT hanya segala limpahan rahmat daan
hidayah-Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah dengan judul “
Kebutuhan Dasar Manusia”.
Saya
menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
segala saran dan kritik yang besifat membantu dari semua pihak senantiasa saya
harapkan.
Tidak
lupa saya banyak berterima kasih kepada pembimbing saya Bapak Doni Wicaksono,SST ,yang telah selalu
senantiasa membimbing saya sampai dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Ponorogo, 20 November 2011
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR
ISI...................................................................................................................3
BAB
I
KEBUTUHAN
DASAR
MANUSIA.............................................................................4
A.
ABRAHAM
MASLOW KEBUTUHAN DASAR MANUSIA.........................4
B.
KEBUTUHAN
ELIMINASI URIN DAN PERMASALAHANYA..................6
C.
PRINSIP
PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.....11
D.
KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA NUTRISI...............................................26
E.
KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA PEMENUHAN OKSIGENASI.............37
BAB
II PENUTUP
A.
KESIMPULAN..............................................................................................51
B.
KRITIK
DAN SARAN..................................................................................52
C.
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................53
KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA
A.
ABRAHAM MASLOW KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA
Kebutuhan dasar manusia merupakan
unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan
fisiologi maupun psikologis.
1.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
kebutuhan dasar manusia
1. Penyakit.
Jika dalam keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.
Jika dalam keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.
2. Hubungan keluarga.
Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya.
Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya.
3. Konsep diri.
Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang. Konsep diri yang sehat memberikan perasaan yang positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat sehingga lebih mudah memenuhi kebutuhan dasarnya
Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang. Konsep diri yang sehat memberikan perasaan yang positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat sehingga lebih mudah memenuhi kebutuhan dasarnya
4. Tahap perkembangan.
Setiap tahap perkembangan manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual.
Setiap tahap perkembangan manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual.
2. Kebutuhan dasar manusia menurut
Abraham Maslow
Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tahun 1908 dan wafat pada tahun 1970 dalam usia 62 tahun. Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan).
Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tahun 1908 dan wafat pada tahun 1970 dalam usia 62 tahun. Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan).
Menurut Maslow, manusia termotivasi
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat
dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Hierarchy of
needs (hirarki kebutuhan) dari Maslow menyatakan bahwa manusia memiliki 5 macam
kebutuhan yaitu physiological needs (kebutuhan fisiologis), safety and security
needs (kebutuhan akan rasa aman), love and belonging needs (kebutuhan akan rasa
kasih sayang dan rasa memiliki), esteem needs (kebutuhan akan harga diri), dan
self-actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri).
1.
Kebutuhan fisiologis (Physiological)
Jenis kebutuhan ini berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia seperti, makan, minum, menghirup
udara, dan sebagainya. Termasuk juga kebutuhan untuk istirahat, buang air besar
atau kecil, menghindari rasa sakit, dan seks. Jika kebutuhan dasar ini tidak
terpenuhi, maka tubuh akan menjadi rentan terhadap penyakit, terasa lemah,
tidak fit, sehingga proses untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya dapat
terhambat. Hal ini juga berlaku pada setiap jenis kebutuhan lainnya, yaitu jika
terdapat kebutuhan yang tidak terpenuhi,
maka akan sulit untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2.
Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (Safety and security needs)
Ketika kebutuhan fisiologis
seseorang telah terpenuhi secara layak, kebutuhan akan rasa aman mulai muncul.
Keadaan aman, stabilitas, proteksi dan keteraturan akan menjadi kebutuhan yang
meningkat. Jika tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas dan takut sehingga
dapat menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya
3.
Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki (love and Belonging
needs)
Ketika seseorang merasa bahwa kedua
jenis kebutuhan di atas terpenuhi, maka akan mulai timbul kebutuhan akan rasa
kasih sayang dan rasa memiliki. Hal ini dapat terlihat dalam usaha seseorang
untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan keinginan untuk
menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu seperti tim sepakbola, klub
peminatan dan seterusnya. Jika tidak terpenuhi, maka perasaan kesepian akan
timbul.
4.
Kebutuhan akan harga diri (esteem needs)
Kemudian, setelah ketiga kebutuhan
di atas terpenuhi, akan timbul kebutuhan akan harga diri. Menurut Maslow,
terdapat dua jenis, yaitu lower one dan higher one. Lower one berkaitan dengan
kebutuhan seperti status, atensi, dan reputasi. Sedangkan higher one berkaitan
dengan kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, kemandirian, dan
kebebasan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat timbul perasaan
rendah diri dan inferior.
5.
Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization)
Kebutuhan terakhir menurut hirarki
kebutuhan Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Jenis kebutuhan ini
berkaitan erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi
diri. Menurut Abraham Maslow, kepribadian bisa mencapai peringkat teratas
ketika kebutuhan-kebutuhan primer ini banyak mengalami interaksi satu dengan
yang lain, dan dengan aktualisasi diri seseorang akan bisa memanfaatkan faktor
potensialnya secara sempurna.
B.
Kebutuhan Eliminasi Urin
dan Permasalahannya
Ini adalah materi kelompok
saya, saat mempresentasikan tentang Kebutuhan Eliminasi Urine dan
Permasalahannya.
1.Kebutuhan Eliminasi Urine
Sistem Tubuh yang Berperan dalam Eliminasi Urine:
Ø
Ginjal
Ginjal merupakan organ
retroperitoneal (di belakang selaput perut), terdiri atas ginjal sebelah kanan
dan kiri tulang punggung. Ginjal berperan sebagai pengatur komposisi dan volume
cairan dalam tubuh serta penyaring darah untuk dibuang dalam bentuk urine
sebagai zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh dan menahannya agar tidak
bercampur dengan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Pada bagian ginjal
terdapat nefron (berjumlah kurang lebih satu juta) yang merupakan unit dari
struktur ginjal. Melalui nefron, urine disalurkan ke bagian pelvis ginjal,
kemudian disalurkan melalui ureter ke kandung kemih.
Ø
Kandung Kemih
Kandung kemih merupakan
sebuah kantong yang terdiri atas otot halus, berfungsi menampung urine. Dalam
kandung kemih terdapat beberapa lapisan jaringan otot yang paling dalam,
memanjang di tengah, dan melingkar yang disebut sebagai detrusor, berfungsi
untuk mengeluarkan urine biila terjadi kontraksi. Pada dasar kandung kemih
terdapat lapisan tengah jaringan otot berbentuk lingkaran bagian dalam atau
disebut sebagai otot lingkar yang berfungsi menjaga saluran antara kandung
kemih dan uretra, sehingga uretra dapat menyalurkan urine dari kandung kemih ke
luar tubuh.
Penyaluran rangsangan
ke kandung kemih dan rangsangan motoris ke otot lingkar bagian dalam
diatur oleh sistem simpatis.Akibat dari rangsangan ini, otot lingkar menjadi
kendor dan terjadi kontraksi sfingter bagian dalam sehingga urine tetap tinggal
dalam kandung kemih. Sistem parasimpatis menyalurkan rangsangan motoris kandung
kemih dan rangsangan penghalang ke bagian dalam otot lingkar. Rangsangan ini
dapat menyebabkan terjadinya kontraksi otot detrusor dan kendurnya sfingter.
Ø
Uretra
Merupakan organ yang
berfungsi menyalurkan urine ke bagian luar. Fungsi uretra pada wanita berbeda
dengan yang terdapat pada pria. Pada pria uretra digunakan sebagai tempat
pengaliran urine dan sistem reproduksi, berukuran panjang 13,7 – 16,2 cm, dan
terdiri atas tiga bagian, yaitu prostat, selaput (membran) dan bagian yang
berongga (ruang). Pada wanita, uretra memiliki panjang 3,7 – 6,2 cm dan hanya
berfungsi sebagai tempat menyalurkan urine ke bagian luar tubuh.
Saluran perkemihan dilapisi
oleh membrane mukosa, dimulai dari meatus uretra hingga ginjal. Meskipun
mikroorganisme secara normal tidak ada yang bisa melewati uretra bagian bawah,
membrane mukosa ini, pada keadaan patologis, yang terus-menerus akan
menjadikannya media yang baik untuk pertumbuhan beberapa pathogen.
b. Proses Berkemih
Bekemih (mictio, mycturition,
voiding atau urination) adalah proses pengosongan vesika urinaria (kandung
kemih). Proses ini dimulai dengan terkumpulnya urine dalam vesika urinaria yang
merangsang saraf-saraf sensorik dalam dinidng vesika urinaria (bagian
reseptor). Vesika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila berisi
kurang lebih 250-450 cc (pada orang dewasa) dan 200-250 cc (pada anak-anak).
Mekanisme berkemih terjadi
karena vesika urinaria berisi urine yang dapat menimbulkan rangsangan, melalui
medulla spinalis dihantarkan ke pusat pengontrol berkemih yang terdapat
dikorteks serebral, kemudian otak memberikan impuls/rangsangan melalui medulla
spinalis ke neuromotoris di daerah sakral, serta terjadi koneksasi otot
detrusor dan relaksasi otot sfingter internal.
Komposisi Urine:
·
Air (96%)
·
Larutan (4%)
·
Larutan organic, Urea, ammonia, keratin dan uric
acid.
·
Larutan anorganik, Natrium (sodium), klorid,
kalium (potasium), sulfat, magnesium, dan fosfor. Natrium klorida merupakan
garam anorganik yang paling banyak.
Urine normal:
Dalam 24 jam, orang dewasa
yang sehat, mengeluarkan urine sekitar 1000-1500 ml. Namun jumlah ini bisa berubah
tergantung dari berbagai faktor diantaranya:
Ø
Jumlah cairan yang diminum
Ø
Diet
Ø
Umur
Warna air seni (urine) yang
normal ialah kuning muda sampai kuning sawo. Kalau urine tidak banyak dan pekat
warnanya akan lebih tua, kalau ditambahi air warnanya akan lebih muda. Urine
yang noemal adalah jernih, kalau dibiarkan menjadi dingin dapat muncul semacam
kabut dan sedimen yang disebabkan oleh adanya urateses dan fospat yang
mengendap akibat reaksi urine berubah dari asam ke alkali. Urine yang normal
akan jernih kembali kalau ditambahkan asam dan dipanaskan sampai suhu tubuh.
Faktor yang
Mempengaruhi Eliminasi Urine
Diet dan Asupan
Jumlah dan tipe makanan
merupakan faktor utama yang mempengaruhi output atau jumlah urine. Protein dan
natrium dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk. Selain itu kopi juga dapat
meningkatkan pembentukan urine.
Respons Keinginan Awal untuk Berkemih
Kebiasaan mengabaikan
keinginan untuk berkemih dapat menyebabkan urine banyak tertahan di vesika
urinaria sehingga mempengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah pengeluaran
urine.
Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup dapat
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi, dalam kaitannya dengan ketersediaan
toilet.
Stres Psikologis
Meningkatnya stress dapat
mengakibatkan seringnya frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena
meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yang
diproduksi.
Tingkat Aktifitas
Eliminasi urine membutuhkan
tonus otot vesika urinaria yang baik untuk fungsi sfingter. Hilangnya tonus
otot vesika urinaria menyebabkan kemampuan pengontrolan berkemih menurun dan
kemampuan tonus otot didapatkan dengan beraktifitas.
Tingkat Perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan
perkembangan dapat mempengaruhi pola berkemih. Hal tersebut dapat ditemukan
pada anak-anak, yang lebih memiliki kecendrungan untuk mengalami kesulitan
mengontrol buang air kecil. Namun dengan bertambah usia, kemampuan untuk
mengontrol buang air kecil meningkat.
Kondisi Penyakit
Kondisi penyakit tertentu,
seperti diabetes mellitus, dapat mempengaruhi produksi urine.
Sosiokultural
Budaya dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan eliminasi urine, seperti adanya kultur masyarakat yang
melarang untuk buang air kecil di tempat tertentu.
Kebiasaan Seseorang
Seseorang yang memiliki
kebiasaan berkemih di toilet dapat mengalami kesulitan untuk berkemih dengan
melalui urinal dan pot urine bila dalam keadaan sakit.
Tonus Otot
Tonus otot yang memiliki
peran penting dalam membantu proses berkemih adalah kandung kemih, otot
abdomen, dan pelvis. Ketiganya sangat berperan dalam kontraksi pengontrolan
pengeluaran urine.
Pembedahan
Efek pembedahan dapat
menurunkan filtrasi glomerulus yang dapat menyebabkan penurunan jumlah produksi
urine karena dampak dari pemberian obat anestesi.
Pengobatan
Efek pengobatan menyebabkan peningkatan
atau penurunan jumlah urine. Misalnya, pemberian diuretic dapat meningkatkan
jumlah urine, sedangkan pemberian obat antikolinergik dapat menyebabkan retensi
urine.
Pemerikasaan Diagnostik
Prosedur diagnostik yang
berhubungan dengan tindakan pemerikasaan saluran kemih seperti
intravenuspyelogram (IVP), dengan membatasi jumlah asupan dapat mempengaruhi
produksi urine. Kemudian, tindakan sistokopi dapat menimbulkan edema local pada
uretra yang dapat mengganggu pengeluaran urine.
Masalah Kebutuhan
Eliminasi Urine
a. Retensi Urine
Merupakan penumpukan urine
dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan
isinya, sehingga menyebabkan distensi dari vesika urinaria. Atau, retensi urine
dapat pula merupakan keadaan dimana seseorang mengalami pengosongan kandung
kemih yang tidak lengkap. Kandungan urine normal dalam vesika urinaria adalah
sebesar 250-450 ml, dan sampai batas jumlah tersebut urine merangsang refleks
untuk berkemih. Dalam keadaan distensi, vesika urinaria dapat menampung
sebanyak 3000-4000 ml urine.
b. Inkontinensia Urine
Inkontinensia urine adalah
ketidakmampuan otot sfingter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol
ekskresi urine. Secara umum, penyebab dari inkontinensia: proses penuaan,
pembesaran kelenjar prostat, penurunan kesadaran dan penggunaan obat narkotik
atau sedatif. Inkontinensia urine terdiri atas:
Ø
Inkontinensia Dorongan
Merupakan keadaan di mana
seseorang mengalami pengeluaran urine tanpa sadar, terjadi segera setelah
merasa dorongan yang kuat untuk berkemih.
Ø
Inkontinensia Total
Merupakan keadaan di mana
seseorang mengalami pengeluaran urine yang terus-menerus dan tidak dapat
diperkirakan.
Ø
Inkontinensia Stres
Merupakan keadaan sesorang
yang mengalami kehilangan urine kurang dari 50 ml, terjadi dengan peningkatan
tekanan abdomen.
Ø
Inkontinensia Refleks
Merupakan keadaan di mana
seseorang mengalami pengeluaran urine yang tidak dirasakan, terjadi pada
interval yang dapat diperkirakan bila volume kandung kemih mencapai jumlah
tertentu.
Ø
Inkontinensia Fungsional
Merupakan keadaan seseorang
yang mengalami pengeluaran urine secara tanpa disadari dan tidak dapat
diperkirakan.
c. Enuresis
Merupakan ketidaksanggupan
menahan kemih (mengompol) yang diakibatkan tidak mampu mengontrol sfingter
eksterna. Enuresis biasanya terjadi pada anak atau orang jompo, umumnya malam
hari.
d. Ureterotomi
Ureterotomi adalah tindakan
operasi dengan jalan membuat stoma pada dinding perut untuk drainase urine.
Operasi ini dilakukan karena adanya penyakit atau disfungsi pada kandung kemih.
Upaya Untuk Mengatasi Masalah
·
Menyiapkan urine untuk diperiksa
·
Membantu pasien untuk BAK dengan menggunakan
pispot
·
Pemasangan kateter
2.
Eliminasi Alvi
Sistem Eliminasi Alvi
·
Usus Halus, deudenum, jejenum, ileum
·
Usus Besar, asenden, desenden, tranvesum,
sigmoid
·
Rektum
·
Katub antara usus halus dn usus besar adalah
katub ileocaecal
Proses BAB
Defekasi yang merupakan cara
untuk mengosongkan usus. Yang mempunyai 2 pusat yaitu pada medulla dan sumsum
tulang belakang.
Gangguan Eliminasi
·
Konstipasi ( kesulitan BAB) karena kondisi feces
terlalu kering dan keras
·
Dire (feces cair)
·
Inkontinensia usus (pengeluaran feces yang tidak
disadari)
·
Hemorroid ( ambeen?)
·
Fecal impection (penumpukan faces pada lipatan
rektum dalam waktu yang berkepanjangan)
·
Kembung ( penggumpalan gas berlebihan pada
lambung dan usus
Proses Yang Mempengaruhi Proses
Defekasi
·
Usia
·
Diet
·
Asupan cairan
·
Aktifitas
·
Pengobatan
·
Gaya hidup
·
Penyakit
·
Nyeri
·
Kerusakan sensoris dan motoris
Tindakan
Mengatasi Masalah Eliminasi Alvi
·
Menyiapkan feces untuk bahan pemeriksaan
·
Menolong pasien untuk BAB dengan menggunakan
pispot
·
Memberikan huknah rendah
·
Memberikan huknah tinggi
·
Mengeluarkan feces dengan menggunakan glicerin
·
Mengeluarkan feces dengan menggunakan jari
C.Prinsip Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
1.Kebutuhan Cairan
Tubuh
A.
Kebutuhan
Cairan Tubuh Manusia
Kebutuhan cairan merupakan bagian
dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis kebutuhan ini memiliki
proporsi besar dalam bagian tubuh
dengan hampir 90% dari total berat badan.Pengaturan kebutuhan cairan dan
elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru-paru dan
gastrointestinal.
Cairan
dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuhtetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalahmerupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairandan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.Cairan tubuh adalah larutan
yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zatterlarut). Elektrolit
adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan danelektrolit masuk ke dalam
tubuh melalui makanan, minuman, dan cairanintravena (IV) dan didistribusi ke
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairandan elektrolit berarti adanya
distribusi yang normal dari air tubuh total danelektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolitsaling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu
maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam
dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dancairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di
dalam sel diseluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan
yang berada di luarsel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu :
cairan intravaskuler
(plasma)cairaninterstitial dan cairan transeluler Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan
didalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak
diantara sel,sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti
cairanserebrospinal, cairan intraokuler,
dan sekresi saluran cerna.
1) Ginjal
Ginjal
merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan kebutuhan
cairan dan elektrolit.
2)
Kulit
Kulit
merupakan bagian penting dalam
pengaturan cairan yangterkait dengan proses pengaturan panas.
3)
Paru-paru
Organ paru-paru berperan dalam
pengeluaran cairan denganmenghasilkan
insensible water loss ± 400ml/hari.
4)
Gastrointestinal
Gastrointestinal merupakan organ
saluran pencernan yang berperandalam mengeluarkan cairan melalui proses
penyerapan dan pengeluaran air. Dalam keadaan normal, cairan yang hilang
dalamsystem ini sekitar 100-200 ml/hari.Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat melaluimekanisme
rasa haus yang dikontrol oleh system endokrin(hormonal), yakni anti diuretic
hormone (ADH), systemaldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid.
B. Endokrin
·
ADH
Hormon ini memiliki peran dalam
meningkatkan reabsorpsi air sehingga meningkatkan osmolaritas dan
menurunkan cairan ekstrasel dari dalam
tubuh.
·
Aldosteron
Hormon yang berfungsi pada absorbsi
natrium dan kalium pada kelenjar adrenal di tubulus ginjal
·
Prostaglandin
Prostaglandin merupakan asam lemak
yang terdapat pada jaringan yang berfungsi merespons radang,
pengendaliantekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan
gerakangastrointestinal.
·
Glukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur
peningkatan reabsorpsi natriumdan air yng
menyebabkan volume darah meningkat sehinggaterjadi retensi natrium.
Fungsi cairan
Komponen yang paling besar dalam
tubuh manusia adalah air yang mempunyai fungsi yang sangat besar. Fungsi cairan
antara lain:
a.
Transportasi nutrien, partikel kimiawi, partikel darah, energi, dan
lain-lain
b.
Pengatur suhu tubuh
c.
Pembentuk struktur tubuh
Kekurangan
cairan tubuh dapat menyebabkan kematian sel. Sementara unit dasar fungsional
tubuh adalah tubuh. Sel – sel inilah yang membentuk struktur tubuh. Dengan
demikin, keberlangsungan proses pembentukan atau perbaikan jaringan tubuh tidak
terlepas dari peranan cairan tubuh
d.
Memfasilitasi reaksi kimia dalam tubuh misalnya metabolisme tubuh
B. Variabel Yang
Mempengaruhi Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit
1. USIA
a.Bayi
Total proporsi air dalam tubuh bayi lebih besar daripada total proporsi air dalam tubuh anak-anak dan dewasa, Namun walaupun bayi memiliki proporsi air tubuh lebih besar, mereka terlindungi dari kehilangan cairan karena mereka setiap hari mengonsumsi dan mengekresi volume air dalam jumlah relatif besar dari orang dewasa.
a.Bayi
Total proporsi air dalam tubuh bayi lebih besar daripada total proporsi air dalam tubuh anak-anak dan dewasa, Namun walaupun bayi memiliki proporsi air tubuh lebih besar, mereka terlindungi dari kehilangan cairan karena mereka setiap hari mengonsumsi dan mengekresi volume air dalam jumlah relatif besar dari orang dewasa.
b.Anak-anak
Demam karena respon dari suatu penyakit dapat meningkatkan kecepatan kehilangan air yang dirasakan.
Demam karena respon dari suatu penyakit dapat meningkatkan kecepatan kehilangan air yang dirasakan.
c.Remaja
Perubahan keseimbangan cairan pada remaja perempuan lebih besar karena adanya pengaruh hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi
Perubahan keseimbangan cairan pada remaja perempuan lebih besar karena adanya pengaruh hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi
d.Lansia
Berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal dan ketidakmampuan mengorientasikan urin. Jumlah total air dalam tubuh menurun seiring dengan meningkatnya usia
Berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal dan ketidakmampuan mengorientasikan urin. Jumlah total air dalam tubuh menurun seiring dengan meningkatnya usia
2. IKLIM
Orang
yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranyarendah
memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melaluikeringat.
Sedangkan seseorang
yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapatkehilangan cairan sampai dengan
5 L per hari.
1.
KONDISI
SAKIT
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi
keseimbangan cairan danelektrolit tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan
air melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan
kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulatorkeseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh
- Pasien dengan
penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguanpemenuhan intakecairan
karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
3. TINDAKAN MEDIS
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan
cairan danelektrolit
tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
4. DIET
Diet seseorag berpengaruh
terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intakenutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehinggaakan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal
keduanyasangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga.
6. STRESS
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa
darah, dan pemecahanglykogen
otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi airsehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan
volume darah.
7.
PENGOBATAN
Pengobatan seperti pemberian deuretik,
laksative dapat berpengaruh padakondisi cairan dan elektrolit tubuh.
8. PEMBEDAHAN
Pasien dengan tindakan
pembedahan memiliki resiko tinggi mengalamigangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangandarah selama pembedahan.
C.GANGGUAN
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTRIOLIK
Gangguan Cairan
Ketidakseimbangan isotonik
a.Hipovolemi
Terjadi karena kekurangan pemasukan air atau pengeluaran barlebih Penyebab Muntah,diare berlebihan Pendarahan Demam dan status hipermetabolisme Penggunaan diuretik berlebih
Terjadi karena kekurangan pemasukan air atau pengeluaran barlebih Penyebab Muntah,diare berlebihan Pendarahan Demam dan status hipermetabolisme Penggunaan diuretik berlebih
b.Hipervalemi
Terjadi saat air dan natrium dipertahankan dalam proporsi isotonik sindrom ruang ketiga Berefek kekurangan volume cairan ekstra sel Ketidakseimbangan asmolor
Terjadi saat air dan natrium dipertahankan dalam proporsi isotonik sindrom ruang ketiga Berefek kekurangan volume cairan ekstra sel Ketidakseimbangan asmolor
a.Dehidrasi
Terjadi jika ada kehilangan cairan tanpa disertai kehilangan elektriolit yang proporsional faktor resiko terjadinya dehidrasi Penurunan fungsi neurologis ,Penurunan sekresi ADH .
Terjadi jika ada kehilangan cairan tanpa disertai kehilangan elektriolit yang proporsional faktor resiko terjadinya dehidrasi Penurunan fungsi neurologis ,Penurunan sekresi ADH .
b.Edema
D.Akumulasi
cairan abnormal di jaringan infertital atau rongga tubuh.
Penyebab edema :
a.Peningkatan tekanan hidrostatik
b.Penurunan tukanan osmostik plasma
c.Sumbatan limfatik
d.Refensi urine
e.Kerusakan pembuluh darah kopiler
b.Penurunan tukanan osmostik plasma
c.Sumbatan limfatik
d.Refensi urine
e.Kerusakan pembuluh darah kopiler
Gangguan
Elektrolit
1.Hiponatremia
Suatu kondisi dengan nilai konsentrasi natrium di dalam darah lebih rendah dari normal
2.Hipernatremia
Suatu kondisi dengan konsentrasi lebih tinggi dari normal dalam cairan ekstrasel sel disebabkan kehilangan cairan yang ekstrem dan berlebihan natrium
Suatu kondisi dengan konsentrasi lebih tinggi dari normal dalam cairan ekstrasel sel disebabkan kehilangan cairan yang ekstrem dan berlebihan natrium
3.Hipokalemia
Merupakan kondisi ketika jumlah kalium bersirkulasi dalam cairan ekstra sel tidak adekuat, Penyebab poling umum adalah penggunaan obat-obat diuretik yang membuang kalium, bila pernah dapat mempengaruhi kondisi jantung
Merupakan kondisi ketika jumlah kalium bersirkulasi dalam cairan ekstra sel tidak adekuat, Penyebab poling umum adalah penggunaan obat-obat diuretik yang membuang kalium, bila pernah dapat mempengaruhi kondisi jantung
4.Hiperkalemia
Merupakan kondisi lebih besarnya jumlah kalium dari normal dalam darah penyebab utama adalah gagal ginjal
Merupakan kondisi lebih besarnya jumlah kalium dari normal dalam darah penyebab utama adalah gagal ginjal
5.Hipokalsemia
6.Hiperkalsemia
7.Hipomagnesia
Terjadi ketika konsentrasi serum dibawah 1,5 mEg/d
Terjadi ketika konsentrasi serum dibawah 1,5 mEg/d
8.Hipermagnesia
Terjadi karena magnesium serum melebihi 2,5 mEg/d sehingga menurunkan eksitabilitas sel-sel otot
Terjadi karena magnesium serum melebihi 2,5 mEg/d sehingga menurunkan eksitabilitas sel-sel otot
9.Hiperkloremia
dan Hipokloremi
Jarang terjadi sebagai proses penyakit yang tunggal, umumnya berhubungan dengan ketidakseimbangan asam basa.
Jarang terjadi sebagai proses penyakit yang tunggal, umumnya berhubungan dengan ketidakseimbangan asam basa.
Akumulasi
cairan abnormal di jaringan infertital atau rongga tubuh.
Penyebab edema :
a.Peningkatan tekanan hidrostatik
b.Penurunan tukanan osmostik plasma
c.Sumbatan limfatik
Penyebab edema :
a.Peningkatan tekanan hidrostatik
b.Penurunan tukanan osmostik plasma
c.Sumbatan limfatik
d.Refensi
urine
e.Kerusakan pembuluh darah kopiler
e.Kerusakan pembuluh darah kopiler
Gangguan
Elektrolit
1.Hiponatremia
Suatu kondisi dengan nilai konsentrasi natrium di dalam darah lebih rendah dari normal
1.Hiponatremia
Suatu kondisi dengan nilai konsentrasi natrium di dalam darah lebih rendah dari normal
2.Hipernatremia
Suatu kondisi dengan konsentrasi lebih tinggi dari normal dalam cairan ekstrasel sel disebabkan kehilangan cairan yang ekstrem dan berlebihan natrium
Suatu kondisi dengan konsentrasi lebih tinggi dari normal dalam cairan ekstrasel sel disebabkan kehilangan cairan yang ekstrem dan berlebihan natrium
3.Hipokalemia
Merupakan kondisi ketika jumlah kalium bersirkulasi dalam cairan ekstra sel tidak adekuat, Penyebab poling umum adalah penggunaan obat-obat diuretik yang membuang kalium, bila pernah dapat mempengaruhi kondisi jantung
Merupakan kondisi ketika jumlah kalium bersirkulasi dalam cairan ekstra sel tidak adekuat, Penyebab poling umum adalah penggunaan obat-obat diuretik yang membuang kalium, bila pernah dapat mempengaruhi kondisi jantung
4.Hiperkalemia
Merupakan kondisi lebih besarnya jumlah kalium dari normal dalam darah penyebab utama adalah gagal ginjal
Merupakan kondisi lebih besarnya jumlah kalium dari normal dalam darah penyebab utama adalah gagal ginjal
5.Hipokalsemia
6.Hiperkalsemia
7.Hipomagnesia
Terjadi ketika konsentrasi serum dibawah 1,5 mEg/d
Terjadi ketika konsentrasi serum dibawah 1,5 mEg/d
8.Hipermagnesia
Terjadi karena magnesium serum melebihi 2,5 mEg/d sehingga menurunkan eksitabilitas sel-sel otot
Terjadi karena magnesium serum melebihi 2,5 mEg/d sehingga menurunkan eksitabilitas sel-sel otot
9.Hiperkloremia
dan Hipokloremi
Jarang terjadi sebagai proses penyakit yang tunggal, umumnya berhubungan dengan ketidakseimbangan asam basa.
Jarang terjadi sebagai proses penyakit yang tunggal, umumnya berhubungan dengan ketidakseimbangan asam basa.
Faktor yang Berpengaruh dalamPengaturan
Cairan
Proses pengaturan cairan di pengaruhi oleh dua
faktor yakni :
a)Tekanan cairan
proses
difusi dan osmosis melibatkan adanyatekanan cairan
b)Membran semipermiabel
merupakan penyaring agar cairan
yang bermolekul besar tidak tergabung.
Jenis Cairan
1) Cairan zat gizi (nutrien)
Pasien yang istirahat di tempat tidur memerlukan
kalori 450 kalorisetiap hari. Cairan nutrien dapat diberikan melalui intravena
dalam bentuk karbohidrat,
itrogen dan
vitamin untuk metabolisme. Kaloriyang terdapat dalam cairan nutrien dapat
berkisar antara 200-1500kalori perliter. Cairan nutrien terdiri atas :
yKarbohidrat dan air
yAsam amino
yLemak
2)Blood
volume ex panders
Blood volume ex panders
merupakan jenis cairan yang
berfungsimeningkatkan volume darah sesudah kehilangan darah atau plasma
Gangguan/ masalah dalam
Pemenuhan
Kebutuhan Cairan :
a)Hipovolume atau dehidrasi
Kekurangan cairan eksternal dapat
terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran
cairan.Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal ataudehidrasi, yaitu:
1)Dehidrasi isotonic
terjadi jika kekurangan sejumlah
cairan danelektrolitnya yang seimbang
2)Dehidrasi hipertonik
terjadi jika kehilangan sejumlah air
yanglebih banyak daripada elektrolitnya
3)Dehidrasi hipotonik
terjadi jika tubuh lebih banyak
kehilanganelektrolitnya daripada air.Macam dehidrasi (kurang volume cairan)
berdasarkan derajatnya :
Dehidrasi berat
1)
Pengeluaran/ kehilangan cairan 4-6 L
2) Serum
natrium 15 9-166mEq/L
3) Hipotensi
4) Turgor
kulit buruk
5)
Oliguria
6) Nadi dan pernapasan meningkat7)
Kehilangan cairan mencapai > 10% BB
Dehidrasi sedang
1.
Kehilangan cairan 2-4 l atau antara 5-10% BB2)
2.
Serum natrium 15 2-15 8 mEq/L3) Mata cekung
Dehidrasi ringan
dengan terjadinya kehiangan cairan
sampai 5%BB atau 1,5-2 L
b)Hipervolume atau overhidrasi
Terdapat dua manifestasi yang
ditimbulkan akibatkelebihan cairan yaitu, hipervolume (peningkatan volume darah)dan
edema (kelebihan cairan pada interstisial).
9.
Prosedur Pemenuhan Kebutuhan
Cairan dan Elektrolit
Cairan dan Elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi
tubuh manusia. Kebutuhan
Cairan dan Elektrolit bagi manusia berbeda-beda sesuai dengan
tingkat usia seseorang, seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan yang berbeda
dengan usia dewasa. Bayi mempunyai tingkat metabolisme air lebih tinggi
mengingat permukaan tubuh yang relatif luas dan persentase air lebih tinggi
dibandingkan dengan orang dewasa
Kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh dalam mengangkut zat
makanan ke dalam sel, sisa metabolisme, sebagai pelarut elektrolit dan non
elektrolit, memelihara suhu tubuh, mempermudah eliminasi dan membantu
pencernakan.
Disamping kebutuhan cairan, elektrolit (natrium, kalium, kalsium,
klorida dan fosfat) sangat penting untuk menjaga keseimbangan asam-basa,
konduksi saraf, kontraksi muskuler dan osmolalitas. Kondisi tidak terpenuhinya
kebutuhan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi sistem organ tubuh terutama
ginjal.
Untuk mempertahankan kondisi cairan dan elektrolit dalam keadaan
seimbang, maka pemasukan harus cukup sesuai dengan kebutuhan. Prosedur
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam pelayanan keperawatan dapat
dilakukan melalui pemberian per-oral atau intravena.
10.
Pemberian Cairan Melalui
Infus
Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang memerlukan
masukan cairan melalui intra vena (Infus). Pemberian cairan infus dapat
diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang
berat. Tindakan ini memerlukan kesterilan mengingat langsung berhubungan dengan
pembuluh darah.
Pemberian cairan melalui infus dengan memasukkan kedalam
vena(Pembuluh darah pasien) diantaranya vena lengan (Vena cefalica basilica dan
mediana cubitti), atau vena yang ada di kepala, seperti vena temporalis
frontalis (khusus untuk anak-anak).
Selain pemberian infus pada pasien yang mengalami pengeluaran
cairan, juga dapat dilakukan pada pasien syock, intoksikasi berat, pra dan
pasca bedah, sebelum tranfusi darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan
tertentu
Tujuan Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
- Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
- Infus pengobatan dan pemberian nutrisis
- Standart infus
- Set Infus (Infus Set)
- Cairan infus sesuai dengan program medik
- Jarum infus dengan ukuran yang sesuai
(Abbocath)
- Pengalas
- Torniket
- Kapas Alkohol
- Plester
- Gunting
- Kasa steril
- Betadine
- Sarung tangan
Prosedur Kerja Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
- Jelaskan prosedur yang akan dikerjakan
- Cuci tangan
- Hubungkan cairan dan infus set dengan
menusukkan ke bagian karet atau akses slang ke botol infus
- Isi cairan ke dalam set infus dengan
menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem slang hingga
cairan memenuhi slang dan udara slang keluar
- Letakkan pengalas di bawah tempat (vena)
yang akan dilakukan penginfusan
- Lakukan pembendungan dengan torniket
(karet pembendung) 10 - 20 cm di atas tempat penusukan dan anjurkan pasien
untuk menggenggam dengan gerakan sirkuler (bila sadar)
- Gunakan sarung tangan steril
- Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan
kapas alkohol
- Lakukan penusukan pada vena dengan
meletakkan ibu jari di bagian bawah vena dan posisi jarum (abbocath)
mengarah keatas.
- Perhatikan keluarnya darah melalui jarum
(abbocath / sorflo). Apabila saat penusukan terjadi pengeluaran darah
melalui jarum (abbocath / sorflo) maka tarik keluar bagian dalam (jarum)
sambil meneruskan tususkan ke dalam vena
- Setelah jarum infus bagian dalam
dilepaskan / dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan menekan
menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian infus di
hubungkan / disambungkan dengan slang infus
- Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan
sesuai dengan dosis yang di berikan
- Lakukan fiksasi dengan kasa steril
- Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan
infus serta catat ukuran jarum infus yang digunakan
- Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
- Catat jenis cairan, letak infus, kecepatan
aliran, ukuran dan tipe jarum infus
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh
Tiga kategori umum yang menjelaskan
abnormalitas cairan tibuh adalah :
•
Volume
•
Osmolalitas
•
Komposisi
Ketidakseimbangan
volume terutama mempengaruhi cairan ekstraseluler (ECF)dan menyangkut
kehilangan atau bertambahnya natrium dan air dalam jumlah yang relatif sama,
sehingga berakibat pada kekurangan atau kelebihan volumeekstraseluler (ECF).Ketidakseimbangan osmotik terutama mempengaruhi cairan
intraseluler (ICF)dan menyangkut bertambahnya atau kehilangan natrium
dan air dalam jumlah yang relatif
tidak seimbang. Gangguan osmotik umumnya berkaitan denganhiponatremia
dan hipernatremia sehingga nilai natrium serum penting untuk mengenali keadaan ini.Kadar dari
kebanyakan ion di dalam ruang ekstraseluler dapat berubah tanpadisertai perubahan yang jelas dari jumlah total
dari partikel-partikel yang aktif secara osmotik sehingga mengakibatkan
perubahan komposisional.
a.
Ketidakseimbangan Volume
• kurangan
Volume Cairan Ekstraseluler (ECF)
Kekurangan volume ECF atau hipovolemia
didefinisikan sebagai kehilangancairan tubuh isotonik, yang disertai kehilangan
natrium dan air dalam jumlah yang relatif sama. Kekurangan volume isotonik
sering kali diistilahkan dehidrasi yang
seharusnya dipakai untuk kondisi kehilangan air murni yang
relatif mengakibatkan hipernatremia.
-C airan Isotonis
adalah cairan yang konsentrasi/kepekatannya sama dengancairantubuh, contohnya : larutan
NaCl 0,9 %, Larutan Ringer Lactate (RL).
- Cairan hipertonis
adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekatannyamelebihi cairan tubuh,
contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl normal,Dextrose5%
dalam RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%.
- Cairan Hipotonis
adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekataannyakurangdari cairan tubuh,
contohnya : larutan Glukosa 2,5 %., NaCl.0,45 %, NaCl 0,33 %.
• Kelebihan Volume ECF :
Kelebihan cairan
ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-duanyatertahan dengan proporsi yang kira- kira
sama.Dengan terkumpulnya cairanisotonik yang berlebihan pada ECF
(hipervolumia) maka cairan akan berpindahke
kompartement cairan interstitial sehingga mnyebabkan edema. Edema
adalahpenunpukan cairan interstisial yang berlebihan. Edema dapat terlokalisir
ataugeneralisata.
b.
Ketidakseimbangan
Osmolalitas dan perubahan komposisional
Ketidakseimbangan osmolalitas melibatkan kadar zat
terlarut dalam cairan-cairan tubuh. Karena natrium merupakan zat terlarut utama
yang aktif secaraosmotik dalam ECF maka kebanyakan kasus hipoosmolalitas
(overhidrasi)adalah
hiponatremia yaitu rendahnya kadar natrium di dalam plasma danhipernatremia yaitu tingginya kadar natrium di
dalam plasma. Pahami jugaperubahan komposisional di bawah ini :
• Hipokalemia
adalah keadaan dimana kadar kalium serum kurang dari 3,5mEq/L.
•
Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih dari atau
samadengan5,5 mEq/L.
•
Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu segera dikenali,
danditangani untuk menghindari disritmia dan gagal jantung yang fatal.
Elektrolit
Utama Tubuh Manusia
Zat terlarut yang ada dalam
cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit.Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan
tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea, glukosa,
oksigen, karbon dioksida danasam-asam
organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup :
1.natrium
(Na+),
2.kalium (K+),
.Kalsium (Ca++),
4.magnesium (Mg++),
5.Klorida (Cl-),
6. bikarbonat(HCO3-),
7. fosfat (HPO42-),
8.sulfat (SO42-).
Konsenterasi elektrolit
dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya,
tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum
netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatannegatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif.
Komposisi dari
elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler maupun padaplasma terinci
dalam tabel di bawah ini :
No. Elektrolit Ekstraseluler
IntraselulerPlasma Interstitial
1. Kation :
• Natrium (Na+) 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq
•
Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq
•
Kalsium (Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0
•
Magnesium (Mg ++) 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq
2. Anion :
•
Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq
•
Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq
•
Fosfat (HPO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq
•
Sulfat (SO42-) 0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq
• Protein 1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEq
a. Kation :
•
Sodium (Na+) :
- Kation berlebih di ruang ekstraseluler
-
Sodium penyeimbang cairan di ruang eesktraseluler- Sodium adalah komunikasi
antara nerves dan musculus
- Membantu proses keseimbangan asam
-basa dengan menukar ion hidrigen padaion sodiumdi tubulus ginjal
: ion hidrogen di ekresikan- Sumber :
snack, kue, rempah-rempah, daging panggang.
•
Potassium (K+) :
- Kation berlebih di ruang intraseluler
- Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel
-
Mengatur kontrasi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan nerves.
- Sumber : Pisang, alpokad,
jeruk, tomat, dan kismis.
• Calcium (Ca++) :
- Membentuk garam bersama
dengan fosfat, carbonat, flouride di dalam tulangdan gigi untuk membuatnya keras dan kuat
-
Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle
- Meningkatkan efektifitas
proses pembekuan darah dengan proses pengaktifanprotrombin dan thrombin
-
Sumber : susu dengan kalsium tinggi, ikan dengan tulang, sayuran, dll.
b.Anion :
• Chloride (Cl -) :
- Kadar berlebih di ruang
ekstrasel
-
Membantu proses keseimbangan natrium- Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster
- Sumber : garam dapur
• Bicarbonat (HCO3 -) :
Bagian dari bicarbonat
buffer system
-
Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasanagaram
untuk menurunkan PH.
• Fosfat ( H2PO4- dan
HPO42-) :
- Bagian dari fosfat buffer
system
- Berfungsi untuk menjadi
energi pad metabolisme sel
-
Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan tulang- Masuk
dalam struktur genetik yaitu : DNA dan RNA.
Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh
Perpindahan cairan dan
elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
a.
Fase I :
Plasma darah pindah dari
seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisidan oksigen diambil dari
paru-paru dan tractus gastrointestinal.
b.
Fase II :
Cairan interstitial dengan
komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
c.
Fase III :
Cairan dan substansi yang
ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitialmasuk ke dalam sel.Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang
merupakan membransemipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan
komponen dalamcairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari
cairan dan elektrolittubuh dengan cara :
• Diffusi
•
Filtras
•
Osmosis
Aktiv Transport
Diffusi dan osmosis adalah
mekanisme transportasi pasif. Hampir semua zat berpindah
dengan mekanisme transportasi pasif. Diffusi sederhana adalahperpindahan partikel-partikel
dalam segala arah melalui larutan atau gas.Beberapa faktor yang
mempengaruhi mudah tidaknya difusi zat terlarutmenembus membran kapiler dan sel yaitu :
·
Permebelitas
membran kapiler dan sel
·
Konsenterasi
·
Potensial
listrik
·
Perbedaan tekanan.
Osmosis
adalah proses difusi dari air yang disebabkan oleh perbedaankonsentrasi. Difusi
air terjadi pada daerah dengan konsenterasi zat terlarut yangrendah ke daerah dengan konsenterasi zat terlarut
yang tinggi.
Perpindahan
zat terlarut melalui sebuah membrane sel yang melawan perbedaan konsentrasi
dan atau muatan listrik disebut transportasi aktif. Transportasi aktif berbeda dengan transportasi pasif karena
memerlukan energi dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP).
Salah
satu contonya adalah transportasi pompa kaliumdan natrium.Natrium tidak
berperan penting dalam perpindahan air di dalam bagian plasmadan bagian cairan interstisial karena konsentrasi
natrium hampir sama padakedua bagian itu. Distribusi air dalam kedua
bagian itu diatur oleh tekananhidrostatik yang dihasilkan oleh darah kapiler,
terutama akibat oleh pemompaanoleh jantung dan tekanan osmotik koloid yang
terutama disebabkan olehalbumin serum.
Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang interstisialdisebut
ultrafilterisasi. Contoh lain proses filterisasi adalah pada glomerolusginjal.Meskipun keadaan di atas merupakan proses
pertukaran dan pergantian yangterus menerus namun komposisi dan volume cairan
relatif stabil, suatu keadaan yang disebut keseimbangan dinamis
atau homeostatis.
Regulating
Body Fluid Volumes
Di
dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimiadari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan
batas yang nyaman. Dalamkondisi normal intake cairan sesuai dengan
kehilangan cairan tubuh yang terjadi.
Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Dalam rangka mempertahankan fungsi
tubuh maka tubuh akankehilanagn caiaran antara lain melalui proses penguapan
ekspirasi, penguapankulit, ginjal (urine), ekresi pada proses
metabolisme.
a. Intake Cairan :
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang
dewasa minum kira-kira1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan
tubuh kira-kira 2500 ml per harisehingga
kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, danoksidasi
selama proses metabolisme.Berikut adalah kebutuhan intake cairan yang diperlukan berdasarkan umur dan berat
badan, perhatikan tabel di bawah ini :
No. Umur Berat Badan (kg) Kebutuhan
Cairan (mL/24 Jam).
1. 3 hari 3,0 250-300
2. 1 tahun 9,5 1150-1300
3. 2 tahun 11,8 1350-1500
4. 6 tahun 20,0 1800-2000
5. 10 tahun 28,7 2000-2500
6. 14
tahun 45,0 2200-2700
7. 18 tahun(adult) 54,0
2200-2700
Pengatur utama intake
cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat hausdikendalikan berada di otak
Sedangakan rangsangan haus berasal dari kondisidehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari
penurunantekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume
darah.Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus
walupunkadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang
setelah minumsebelum proses absorbsi oleh
tractus gastrointestinal.
b.Output Cairan :Kehilangan caiaran tubuh melalui empat
rute (proses) yaitu :
a.Urine :
Proses
pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinariusmerupakan
proses output cairan tubuh yang utama.
Dalam kondisi normaloutput
urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam,
atau sekitar 30-50 ml per jam.Pada orang dewasa. Pada orang yang sehat
kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila
aktivitas kelenjar keringat meningkat makaproduksi
urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankankeseimbangan dalam tubuh.
b.IWL (Insesible Water
Loss) :
IWL terjadi melalui paru-paru
dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme difusi.Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini
adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau
suhu tubuhmeningkat maka IWL dapat
meningkat.
c.Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap
kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal
dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melaluisumsum tulang
belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis padakulit.
d.Feces :
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara
100-200 mL per hari, yang diaturmelalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa
usus besar (kolon).
Proses Keperawatan
·
Pengkajian
Pengkajian keperawatan
secara umum pada pasien dengan gangguan atau resikogangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit meliputi :
•
Kaji riwayat kesehatan dan kepearawatan untuk identifikasi penyebabgangguankeseimbangan cairan dan elektrolit
•
Kaji manifestasi klinik melalui :
- Timbang berat badan klien
setiap hari
- Monitor vital sign- Kaji
intake output
• Lakukan pemeriksaan fisik
meliputi :
- Kaji turgor kulit,
hydration, temperatur tubuh dan neuromuskuler irritability.
-
Auskultasi bunyi /suara nafas
- Kaji prilaku, tingkat
energi, dan tingkat kesadaran
• Review nilai pemeriksaan laboratorium
: Berat jenis urine, PH serum, AnalisaGasDarah, Elektrolit serum, Hematokrit,
BUN, Kreatinin Urine.
·
Diagnosis
Keperawatan
Diagnosis keperawatan
yang umum terjadi pada klien dengan resiko ataugangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit adalah :
• Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas,
gangguan mekanismepernafasan,
abnormalitas nilai darah arteri
•
Penurunan kardiak output berhubungan dengan dysritmia kardio,ketidakseimbanganelektrolit
• Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungandengan
diare, kehilangan cairan lambung, diaphoresis, polyuria.
• Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih
bwerhubungan dengan anuria,penurunan kardiak output, gangguan proses
keseimbangan, Penumpukan cairandiekstraseluler.
• Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan
kekurangan volumecairan
•
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan atau edema
• Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema
·
Intervensi
Keperawatan
Intervensi
keperawatan yang umum dilakukan pada pasien gangguankeseimbangan cairan dan
elektrolit adalah :
a. Atur intake cairan dan
elektrolit
b. Berikan therapi
intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi dokterdenganmemperhatikan :
jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi dari tindakan
c. Kolaborasi pemberian
obat-obatan seperti :deuretik, kayexalate.
d. Provide care seperti :
perawatan kulit, safe environment.
·
Evaluasi/Kreteria
hasil :
Kreteria
hasil meliputi :
• Intake dan output dalam batas keseimbangan
• Elektrolit serum dalam batas normal
•
Vital sign dalam batas normal
D. KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA NUTRISI
DEFINISI:
• Nutrisi adalah proses
pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer
Konstantinides).
Konstantinides).
• Jumlah dari seluruh
interaksi antara organisme dan makanan yang dikonsumsinya (Cristian dan Gregar
1985).
• Dengan kata lain
nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya.
Masyarakat memperoleh makanan atau nutrien esensial untuk pertumbuhan dan pertahanan dari seluruh jaringan tubuh dan menormalkan fungsi dari semua proses tubuh.
Masyarakat memperoleh makanan atau nutrien esensial untuk pertumbuhan dan pertahanan dari seluruh jaringan tubuh dan menormalkan fungsi dari semua proses tubuh.
• Nutrien adalah zat
kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk
penggunaan fungsi tubuh.
·
“ Nutrisi
merupakan proses total yang terlibat dalam konsumsi dan penggunaan zat makanan
yang meliputi cara pemakaian gizi oleh proses-proses dalam tubuh, seperti
pertumbuhan, penggantian jaringan dan pemeliharaan kegiatan dalam tubuh secara
keseluruhan “ (Dasar-dasar ilmu keperawatan,436).
·
“ Nutrition is
term that include the bodily processed in the ingestion and metabolisme of food
= Nutrisi meliputi semua proses tubuh yang melibatkan ingesti dan metabolisme
makanan “(Fundamental of nursing concept,1979,419)
·
“ Nutrisi
adalah ilmu yang mempelajari zat makanan (nutrient) dan zat-zat lain yang ada
dalam makanan serta kerjanya, interaksinya dan keseimbangannya dalam
hubungannya dengan kesehatan dan penyakit melalui proses ingesti, absorpsi,
transportasi, pemakaian dan ekskresi dari makanan “ (Essential of nutrition
therapy, 1985,3)
Nutrisi sebagai Kebutuhan Dasar Manusia
- Zat makanan / nutrien yang didapat dari pemasukan
makanan --à materi-materi yang dibutuhkan oleh
tubuh.
- Nutrien sangat penting untuk pertumbuhan
dan perbaikan jaringan, pemeliharaan serta fungsi normal dari sel tubuh.
- Nutrien akan digunakan untuk memproduksi
energi berupa ATP ( Adenosin triphospat )
untuk seluruh aktifitas tubuh :
- Pergerakan otot
- Transmisi impuls saraf Tergantung pada
energi yang
- Proses berfikir di produksi dari makanan
yang
- Produksi panas dikonsumsi individu
• Jenis-jenis Nutrien
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen.
Karbohidrat dibagi atas :
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen.
Karbohidrat dibagi atas :
a. Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa
monosakarida (molekul tunggal yang terdiri dari glukosa, fruktosa, dan
galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda), contoh sukrosa
(glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa +
galaktosa).
b. Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida
karena disusun banyak
molekul glukosa.
molekul glukosa.
c. Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari
tumbuh-tumbuhan, tidak dapat dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau tidak
menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan volume feces.
2. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak.
Fungsi lemak :
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak.
Fungsi lemak :
1. sebagai sumber energi ; merupakan sumber
energi yang dipadatkan dengan mem berikan
9 kal/gr.
2. Ikut serta membangun jaringan tubuh.
3. Perlindungan.
4. Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah
kehilangan panas dari tubuh.
5. Perasaan kenyang, lemak dapat menunda
waktu pengosongan lambung dan mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah
makan.
6. Vitamin larut dalam lemak.
Jenis lemak :
a.
Lemak tak jenuh
Dapat dengan mudah bergabung dengan molekul
lain/membentuk struktur lain ® HDL (High Density Lipid) ® mudah dimetabolisme oleh hat
b.
Lemak jenuh
- Tidak mudah bergabung dengan molekul lain ® LDL (Low Density Lipid) ® sukar dimetabolisme menjadi zat lain
- Kolesterol merupakan satu bentuk lemak jenuh,
diperlukan untuk melengkapi cairan empedu untuk pencernaan lemak, juga sebagai
bahan dasar beberapa jenis hormon steroid.
- Makanan yang banyak mengandung lemak : daging
3. Protein
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh usus.
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh usus.
Fungsi protein :
• Protein menggantikan protein yang hilang
selama proses metabolisme yang normal dan proses pengausan yang normal.
• Protein menghasilkan jaringan baru.
• Protein diperlukan dalam pembuatan
protein-protein yang baru dengan fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon
dan haemoglobin.
• Protein sebagai sumber energi.
4. Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
Ada 2 jenis vitamin :
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
Ada 2 jenis vitamin :
• Vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E,
K.
• Vitamin larut air yaitu vitamin B dan C
(tidak disimpan dalam tubuh jadi harus ada didalam diet setiap harinya).
Kebutuhan tubuh akan vitamin :
- Vitamin A : 5000 iu
- Vitamin B1 : 1,2 mg
- Vitamin B2 : 1,5 mg
- Vitamin B6 : 2 mg
- Vitamin B12 : 3 mg
- Vitamin C : 45 mg
- Vitamin D : 400 iu
- Vitamin K : 300 – 500 mcg
5. Mineral dan Air
Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan
Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan
Tiga
fungsi mineral :
1. Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor.
2. Pembentukan garam-garam yang larut dan
mengendalikan komposisi cairan tubuh ; contoh Na, Cl (ekstraseluler), K, Mg, P
(intraseluler).
3. Bahan dasar enzim dan protein.
Malnutrisi
Kekurangan intake dari zat-zat makanan terutama protein dan karbohidrat. Dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembngan dan kognisi serta dapat memperlambat proses penyembuhan
Malnutrisi
Kekurangan intake dari zat-zat makanan terutama protein dan karbohidrat. Dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembngan dan kognisi serta dapat memperlambat proses penyembuhan
Kebutuhan mineral tubuh :
- Kalsium : 800 mg
- Iodium : 110 mg
- Besi : 10 mg
- Magnesium : 350 mg
- Posphor : 800 mg
- Kalium : 1959-5850 mg
- Natrium : 2300 – 6900 mg
Air
- Merupakan bahan yang sangat diperlukan
tubuh, walau tidak menghasilkan energi bagi tubuh.
- Kandungan air dalam tubuh 60 – 70% dan
merupakan bahan terpenting untuk proses sekresi dan ekskresi
- Fungsi paling nyata untuk air adalah untuk
bertahan (Survival)
11.
Kalori
- Kalori ad/ panas yg dihasilkan tubuh dr
hasil pembakaran zat gizi (nutrien)
- Satu kalori adalah jumlah panas yang
diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 kg air sebesar 1 derajat celcius
- Produksi panas oleh tubuh pada tingkat
terendah kimia sel dan aktivitas tubuh disebut angka metabolisme dasar.
Angka metabolisme dasar bagi laki – laki dewasa adalah 1700 dan bagi
wanita dewasa adalah 1400.
- Kebutuhan makanan dan kalori berbeda antar individu,
tergantung pada :
Berat badan dan tinggi badan
Usia dan jenis kelamin
Aktivitas fisik
Iklim/cuaca
Selama masa kehamilan dan menyusui
Faktor – faktor yang Meningkatkan Kebutuhan
Nutrisi
- Periode pertumbuhan yang cepat (infant,
toddler, remaja dan hamil)
- Selama perbaikan jaringan karena proses
luka/pembedahan
- Meningkatnya suhu tubuh (tiap kenaikan suhu 10 F,
kalori naik 7 %)
- Meningkatnya aktivitas otot
- Jenis kelamin (BMR laki – laki lebih tinggi dari
wanita)
- Berat badan (secara kuantitatif, peningkatan berat
badan akan meningkatkan metabolisme)
- Terjadi infeksi (untuk pembentukan zat fagositer
bakteri patogen)
- Stress (meningkatkan produksi hormon thyroid
sehingga meningkatkan epinephrin yang mensupport metabolisme)
- Meningkatnya kehilangan nutrisi karena kehilangan
cairan (hemorhagi, diare, drainage, dialisa ginjal, laktasi, menstruasi,
luka bakar, dll)
- Penyakit kronis yang mempengaruhi fisiologi nutrisi
(diabet, hyperthyroid, kanker, psikosis, penyakit ginjal/hati, masalah
pernafasan)
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penurunan
Kebutuhan Nutrisi
- Penurunan laju pertumbuhan
- Penurunan angka metabolisme dasar
- Hypotermia (penurunan metabolisme sel)
- Hypothyroid (penurunan BMR)
- Jenis kelamin (Wanita < pria)
- Gaya hidup yang cenderung pasif
- Immobilisasi/bedrest
- Kehilangan berat badan (karena penurunan aktivitas
otot untuk bergerak)
- Pengaturan konsumsi makanan dan minuman
- Mekanisme yang menyebabkan orang makan dan
minum, jenis dan jumlah makanan dan minuman yang dibutuhkan secara pasti
belum jelas
Pengaturan makan dipengaruhi oleh beberapa hal
:
- Aktivitas
- Usia, jenis kelamin, dll
- Pengaturan konsumsi makanan ® hypothalamus
- Pengaturan konsumsi makanan ; kurus dan gemuk
- Aspek budaya kegiatan makanan
- Sikap menyukai/tidak, kebiasaan makan ® hasil dari proses
belajar
Tipe-tipe
malnutrisi :
• Defisiensi Nutrien ; contoh : kurang makan buah dan sayur menyebabkan kekurangan vitamin C yang dapat mengakibatkan perdarahan pada gusi.
• Marasmus ; kekurangan protein dan kalori
sehingga terjadinya pembongkaran lemak tubuh dan otot. Gambaran klinis : atropi
otot, menghilangnya lapisan lemak subkutan, kelambatan pertumbuhan, perut
buncit, sangat kurus seperti tulang dibungkus kulit.
• Kwashiorkor ; kekurangan protein karena
diet yang kurang protein atau disebabkan
karena protein yang hilang secara fisiologis (misalnya keadaan cidera
dan infeksi).
Ciri-cirinya : lemah, apatis, hati membesar,
BB turun, atropi otot, anemia ringan, perubahan pigmentasi pada kulit dan
rambut.
Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)
Tindakan ini merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per-oral
secara mandiri
Tujuan Pemberian Nutrisi Melalui Oral
(Mulut)
- Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
Alat dan Bahan Pemberian Nutrisi Melalui
Oral (Mulut)
- Piring
- Sendok
- Garpu
- Gelas
- Serbet
- Mangkok cuci tangan
- Pengalas
- Makanan dengan menu dan porsi sesuai dengan program
Prosedur Kerja Pemberian Nutrisi Melalui
Oral (Mulut)
- Berikan penjelasan
- Cuci tangan
- Atur posisi pasien dengan duduk atau setengah duduk sesuai dengan kondisi pasien
- Pasang pengalas
- Tawarkan pasien melakukan ritual makan (misalnya: berdo'a sebelum makan<)
- Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan
- Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sbentar
- Catat tindakan dan hasil atau respons terhadap tindakan
- Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
EFEK
MALNUTRISI TERHADAP SISTEM TUBUH
No. SISTEM EFEK
No. SISTEM EFEK
1. Neurologis/temperatur regulasi Menurunkan metabolisme dan suhu basal
tubuh.
2. Status mental Apatis, depresi, mudah
terangsang,penurunan fungsi kognitif, kesulitan
pengambilan keputusan.
pengambilan keputusan.
3. Sistem imun Produksi sel darah putih Resiko
terhadap penyakit infeksi bila leukosit
turun.
4. Muskuloskeletal Penurunan massa otot, terganggunya
kordinasi dan ketangkasan.
5. Kardiovaskuler Gangguan irama jantung, atropi jantung, pompa jantung turun.
6. Respiratori Atropi otot pernafasan, pneumonia.
7. Gastrointestinal Penurunan massa feces,
penurunan enzim pencernaan, penurunan
proses absorbsi, mempersingkat
waktu transit, meningkatkan pertumbuhan bakteri, diare, mengurangi peristaltik.
8. Sistem urinaria Atropi ginjal, mengubah filtrasi dan keseimbangan cairan dan elektrolit.
9. Sistem hati dan empedu Mengurangi
penyimpanan glukosa,
mengurangi produksi glukosa dari asam amino, mengurangi sintesa protein.
mengurangi produksi glukosa dari asam amino, mengurangi sintesa protein.
Perencanaan
Makanan
Hidangan makanan umumnya direncanakan untuk memberikan campuran berbagai jenis makanan yang sesuai dengan selera tetapi pengetahuan gizi harus diterjemahkan dalam hal-hal praktis tersebut.
Pedoman diet dapat diwujudkan dalam cara-cara berikut ini :
• Makanlah berbagai ragam makanan. Cara ini akan menjamin bahwa diet anda mengandung semua nutrien dalam jumlah yang memadai.
• Mengurangi konsumsi gula.
• Meningkatkan kandungan serat dan pati dalam diet dengan makanan lebih banyak beras tumbuk, kentang, sayur dan buah-buahan.
• Mengurangi kandungan garam dalam diet dengan mengurangi makanan hasil olahan dan tidak membubuhkan bumbu secara berlebihan.
• Mengurangi konsumsi lemak dengan mengurangi makan mentega, menggantikan cara menggoreng dengan membakar atau merebus.
Kebutuhan
Nutrisi Berdasarkan Tingkat perkembangan
Makanan Bayi
Makanan Bayi
ASI merupakan makanan ideal bagi bayi berusia 1-2 tahun hingga usia 4 bulan bayi hanya perlu ASI sebagai makanan satu-satunya dan setelah itu ASI diberi bersama¬sama makanan mereka. 4-12 bulan mulai dikenalkan dengan makanan padat. 8 bulan ke atas mulai bisa memakan makanan orang dewasa.
DAFTAR
MAKANAN 6-12 BULAN
4-7 BULAN 6-8 BULAN 7-10 BULAN 10-12 BULAN
4-7 BULAN 6-8 BULAN 7-10 BULAN 10-12 BULAN
Susu
ASI atau susu formula. ASI atau susu formula. ASI atau susu formula. ASI atau
susu formula.Sereal dan roti Sereal dicampur dengan susu. Dilanjutkan dengan roti dan sereal lainnya. Dilanjutkan
dengan sereal lainnya. Dilanjutkan dengan sereal
bayi sampai 18 bulan.
Buah dan
sayur dijus - Mulai dengan jus
1 mangkok, memenuhi kebutuhan vitamin C. Lunak . 1
mangkok jus, buah lunak
dan sayur yang dimasak.
Sayur dan buah bisa diberikan 4 kali sehari termasuk jus. Daging dan sumber
protein lain. - -Daging giling dan daging yang dipotong, daging sapi, telur, ikan, kaca n g, polong¬polongan, kej u. Daging
ataupun protein diberikan 2 kali sehari
Toodler
dan Preschool
Rata-rata anak-anak toddler atau preschool
umumnya membutuhkan :
• Susu ; 2 atau 3 kali dalam 1 hari. Dalam I kali minum
kira-kira '/2 - ~ gelas.
• Daging ; 2 kali atau lebih dalam 1 hari.
• Sereal dan roti ; 4 kali atau lebih dalam 1 hari.1 kali
pemberian kira-kira '/2-1 potong roti atau '/2 - ~ gelas bubur.
• Sayur dan buah-buahan ; 4 kali atau lebih
dalam 1 hari. Itu meliputi sekurang-kurangnya 1 kali atau lebih pemberian jeruk
dan 1 kali pemberian sayuran hijau/kuning.
Anak Sekolah
Anak sekolah membutuhkan jumlah yang sama dengan penyediaan makanan dasar yang dibutuhkan oleh anak usia preschool. Tapi kebutuhan lebih banyak dari anak preschool.
Anak sekolah membutuhkan jumlah yang sama dengan penyediaan makanan dasar yang dibutuhkan oleh anak usia preschool. Tapi kebutuhan lebih banyak dari anak preschool.
Contoh
:
Susu satu gelas, daging 6-8 potong, sayur 1/3 - 1/2 gelas, roti 1 - 2 iris, sereal '/2 - 1 mangkok.
Susu satu gelas, daging 6-8 potong, sayur 1/3 - 1/2 gelas, roti 1 - 2 iris, sereal '/2 - 1 mangkok.
Adolesence
Remaja membutuhkan energi untuk kebutuhan mereka dan didalam makanannya membutuhkan susu, daging, sayuran hijau dan kuning. Orang tua dianjurkan memberikan sayur dan buah.
Remaja membutuhkan energi untuk kebutuhan mereka dan didalam makanannya membutuhkan susu, daging, sayuran hijau dan kuning. Orang tua dianjurkan memberikan sayur dan buah.
Dewasa
Muda
Harus terjadi keseimbangan antara intake makanan dengan jumlah kalori yang keluar, khususnya pada wanita hamil dan menyusui.
Wanita hamil dan menyusui membutuhkan :
Harus terjadi keseimbangan antara intake makanan dengan jumlah kalori yang keluar, khususnya pada wanita hamil dan menyusui.
Wanita hamil dan menyusui membutuhkan :
• Protein
• Calsium dan fosfor
• Magnesium 150 mg/hari
• Besi
• Calsium dan fosfor
• Magnesium 150 mg/hari
• Besi
• Iodine 175 mg/hari
• Seng 5 mg lebih banyak dari kebutuhan seharinya untuk pembentukan jaringan baru.
• Seng 5 mg lebih banyak dari kebutuhan seharinya untuk pembentukan jaringan baru.
Midle
Age Adult (Dewasa Tengah)
Intake kalori perlu dikurangi karena penurunan BMR, pertumbuhan sudah lengkap dan aktivitas berkurang. Penurunan intake bertujuan mencegah obesitas. Mereka sebaiknya berhati-hati dalam memilih makanan. Makanan yang dianjurkan makanan rendah lemak, unggas, ikan, kacang, dan telur hanya boleh 3 kali seminggu.
Sayur, buah, sereal dan roti kasar dapat memenuhi kebutuhan serat dan protein.
Intake kalori perlu dikurangi karena penurunan BMR, pertumbuhan sudah lengkap dan aktivitas berkurang. Penurunan intake bertujuan mencegah obesitas. Mereka sebaiknya berhati-hati dalam memilih makanan. Makanan yang dianjurkan makanan rendah lemak, unggas, ikan, kacang, dan telur hanya boleh 3 kali seminggu.
Sayur, buah, sereal dan roti kasar dapat memenuhi kebutuhan serat dan protein.
Manula
Terjadi perubahan fisiologis seperti : kurangnya gigi, kurangnya kemampuan merasa dan mencium yang dapat berpengaruh pada kebiasaan makanan. Perubahan fisiologis lainnya
Terjadi perubahan fisiologis seperti : kurangnya gigi, kurangnya kemampuan merasa dan mencium yang dapat berpengaruh pada kebiasaan makanan. Perubahan fisiologis lainnya
• Penurunan sekresi empedu dan asam lambung
• Penurunan peristaltik
• Berkurangnya sirkulasi
• Penurunan peristaltik
• Berkurangnya sirkulasi
• Menurunkan toleransi glukosa
• Menurunkan massa tulang
• BB turun
• Menurunkan massa tulang
• BB turun
Pedoman
nutrisi untuk manula menurut Raab dan Raab
1. Mengurangi konsumsi lemak dengan minum
susu rendah lemak, memakan lebih banyak unggas-unggasan dan ikan dari pada
daging merah. Batas porsi daging adalah 4-6 ons perhari. Tambahan lemak yang
terbatas dari butter, margarin, dan salad berminyak.
2. Konsumsi makan penutup seperti buah segar
atau kalengan, puding yang dibuat dari susu rendah lemak lebih baik dari pada
mengkonsumsi pie, biscuit, cake atau es krim.
3. Yakinkan bahwa intake daging, unggas,
ikan, telur dan keju cukup, karena konsumsi makanan ini berkurang pada manula.
4. Karena toleransi glukosa menurunkan
konsumsi karbohidrat komplek seperti roti, sereal, beras, pasta, kentang dan
kacang-kacangan lebih baik dari makanan yang banyak mengandung gula.
5. Mengkonsumsi sekitar 800 mg kalsium untuk
mencegah kerapuhan tulang. Susu dan produk-produknya seperti keju, yoghurt, sup
krim, puding susu, produk susu yang dibekukan adalah sumber kalsium yang utama.
6. Cukup konsumsi vitamin D untuk
mempertahankan keseimbangan kalsium. Didapatkan dari susu. Bila susu dan
produknya tidak dapat mentoleransi defesiensi laktosa, suplemen vitamin D bisa
diberikan.
7. Diet rendah garam pada manula yang
menderita hipertensi dan penyakit kardiovaskuler. Hindari sup kalengan, kecap,
mustar, garam, rokok dan lain-lain.
8. Penggunaan aspirin dapat menurunkan intake
daging dan kebutuhan zat besi akan meningkat.
9. Kesulitan mengunyah buah-buahan dan
sayur-sayuran dapat menyebabkan defesiensi vitamin A dan C, mineral dan serat.
Buah dan sayur yang dipotong, sayur berdaun hijau lebih baik. Dan mengganti
daging, unggas, ikan yang susah dikunyah.
10. Memperbanyak konsumsi makanan tinggi
serat untuk mencegah konstipasi dan mengurangi penggunaan zat-zat laxatif.
Makanan sebaiknya :
1.
Menarik, warna lebih ditonjolkan untuk
menimbulkan selera makan.
2. Memasak makanan dengan baik, agar mudah
dikunyah oleh gusi.
3. Menyedikan zat-zat makanan yang penting,
baru kemudian yang
bergula/karbohidrat.
bergula/karbohidrat.
4. Tidak menyediakan teh, kopi pada sore dan
malam hari yang dapat membuat insomnia.
PENILAIAN
Penilaian status gizi, perawat menggunakan
‘ABCD’ (Anthropometric Biokimia Clinical sign Dietary history).
Pengukuran Anthropometrik
Mengukur besar dan komposisi tubuh. Efektif
untuk mengetahui status protein dan kalori. Meliputi pengukuran TB, BB, lipatan
kulit dan lingkar lengan.
1. Lingkar pertengahan lengan atas
Untuk mengetahui massa otot lengan bawah
horizontal, rileks (diletakkan pada paha). Diambil garis tengah antara
processus acromion (bahu) dengan processus olecranon pada siku.
2.
Lipatan kulit trisep
Indikasi lemak tubuh dan penyimpanan energi.
Lipatan kulit terdiri dari jaringan subkutan, tidak di bawah otot. Ditentukan
titik tengah lengan atas bagian belakang, ditarik lurus sejajar dengan tulang
humerus. Diletakkan alat ukur (kaliper) di bawah jari yang mencubit, baru
diukur.
3. Lingkar otot lengan
Indikasi indeks protein tubuh. Lingkar otot
lengan sama dengan lingkar pertenghan lengan atas (mm) - (3,14 x lipatan kulit
trisep (mm).
Data
Biokimia
Deteksi malnutrisi subklinis. Sampel urin dan darah dapat dibuat untuk mengukur nutrien atau metabolit (produk akhir enzim). Yang sering digunakan sekarang adalah
Deteksi malnutrisi subklinis. Sampel urin dan darah dapat dibuat untuk mengukur nutrien atau metabolit (produk akhir enzim). Yang sering digunakan sekarang adalah
• Indikator Hb dan Hematokrit
Hb turun " kekurangan Fe, anemia.
Hematokrit meningkat " dehidrasi.
Hematokrit meningkat " dehidrasi.
• Albumin Serum
Merupakan 50% total serum protein untuk
keseimbangan cairan dan elektrolit, transpor nutrien, hormon dan obat-obatan.
Albumin berguna sebagai indikator kekurangan protein yang berat. Karena dalam
tubuh kita banyak albumin. Kerusakannya berlangsung lambat dan perubahan
konsentrasinya juga lambat. Kondisi yang mengakibatkan kekurangan albumin
seperti penyakit hati, kerusakan ginjal lanjut, infeksi, kanker, gangguan
absorbsi. Di sini tingkat serum albumin hanya digunakan sebagai suatu indikator
beberapa protein tertentu.
• Transferin
Adalah protin darah yang membawa besi dan
mentranspornya ke seluruh tubuh. Jumlah transferin adalah indikator yang paling
sensitif untuk menentukan kekurangan protein dari serum albumin karena
transferin merespon lebih cepat terhadap perubahan intake protein dan sedikit
dalam tubuh.
Transferin banyak diproduksi dalam hati.
Jumah transferin yang meningkat bila penyimpanan besi rendah. Jumlah transferin
menurun bila penyimpanan besi berlebih. Kondisi yang menurunkan jumlah
transferin : penyakit hati, penyakit ginjal lanjut dan luka bakar. Karena
banyak laboratorium tidak mempunyai peralatan untuk memeriksa transferin,
secara langsung, perkiraan jumlah transferin klien dilakukan dengan Total
Iron-Binding Capacity (TIBC). Tes TIBC lebih banyak digunakan karena lebih
sensitif.
• Menghitung total Limfosit
Kurang kalori protein dan defesiensi nutrisi
yang serius dapat menekan sistem imun. Limfosit total berkurang karena terjadi
penurunan protein.
•
Keseimbangan Nitrogen
Digunakan untuk memperkirakan derajat protein
yang sedang digunakan dan diubah dalam tubuh. Tes untuk mengukur nitrogen
adalah : Blood Urea Nitrogen (BUN), Urine Urea Nitrogen (UUN). Untuk itu
diperlukan pengumpulan urin 24 jam.
Urea
adalah produk akhir utama metabolisme protein dan asam amino. Terbentuk dari
detoksifikasi amonia oleh hati dan ditranspor ke ginjal untuk diekskresi
melalui urin. Konsentrasi urea di darah dan urin, langsung dipengaruhi oleh
intake dan kekurangan jumlah protein dalam tubuh, produksi rata-rata urea di
hati dan rata-rata bersihan urea di ginjal.
Peningkatan BUN mungkin disebabkan untuk
kelebihan intake protein, dehidrasi berat, sakit parah dan malnutrisi, tetapi juga
dapat disebabkan ekskresi urea yang tidak adekuat berhubungan dengan penyakit
ginjal atau obstruksi urinary. Penurunan BUN dapat disebabkan oleh rendahnya
protein dalam diet. Peningkatan UUN dapat terjadi karena kelaparan berat.
• Ekskresi Kreatinin
Kreatinin adalah hasil akhir dari pembentukan
kreatinin saat energi dilepaskan dari fosfokreatin, penyimpanan energi selama
metabolisme otot rangka.Rata-rata pembentukkan kreatinin berbanding langsung
dengan total massa otot. Kreatinin dibersihkan dari aliran darah oleh ginjal
dan diekskresi di urin sebanding dengan pembentukannya.
Ekskresi kreatinin dikarenakan juga oleh
refleks total massa otot. Pada atropi otot rangka karena malnutrisi dapat
menurunkan ekskresi kreatinin. Pengukuran kreatinin urin dengan pengumpulan
urin 24 jam. Standar ekskresi kreatinin dipengaruhi oleh jenis kelamin dan TB.
Standar ekskresi kreatinin ini digunakan dengan pengukuran kreatinin untuk
menentukan Creatinin Height Index (CHI) dalam persen. Contoh : CHI = 70 %
artinya massa otot rangka klien kira-kira 70 % diharapkan pada orang dengan
ukuran tubuh yang sama.
ORGAN
TUBUH TANDA-TANDA NORMAL TANDA-TANDA ABNORMAL
Rambut Mengkilat, tidak kering / berminyak Berminyak,
kering, kusam,jarang Kulit Halus, lembab, turgor
baik Kering, berminyak, ruam, bersisik, memar / pecah-pecah
Mata Cemerlang, bersih Kering, merah Lidah Pink, basah Merah terbelah-belah, bengkak Membran mukosa Pink, merah, basah Merah, kering, retak
Kardiovaskuler HR dan TD normal, irama jantung teratur HR dan TD naik, irama jantung tidak teratur Otot
Pertumbuhan baik, kuat, tonus baik, lemak di bawah
kulit (+) Tonus buruk, gangguan tingkat
perkembangan Gastrointestinal Nafsu makan baik,
eliminasi teratur dan normal Manifestasi anoreksia,
ketidakmampuan mencerna, diare, konstipasi Tenaga
Semangat, energik, dapat tidur dengan baik Energi
menurun, lelah, apatis, kurng tidur Neurologi Refleks normal, waspada, perhatian
(+), emosi stabil Refleks menurun, mudah marah,
perhatian menurun, bingung, emosi labilBB Normal ;
BB, TB seimbang sesuai usia > BB / < BB
Dietary History (latar belakang diet)
Umumnya terdiri dari data tentang pola dan
kebiasaan makan, pemilihan makanan, pembatasan-pembatasan, intake cairan setiap
hari, penggunaan suplemen vitamin dan mineral termasuk masalah diet seperti
kesulitan mengunyah / meneguk, aktivitas fisik , riwayat kesehatan dan cara
penyediaan / pengolahan makanan untuk memperoleh data tentang pola dan
kebiasaan makanan, digunakan tipe diet selama 24 jam secara detail intake
makanan lebih dari 3 kali sehari dalam satu minggu
Dokumen-dokumen tentang diet ini perawat dan
klien dapat membandingkan daftar makanan dengan standar RDA atau dengan
menentukan apakah klien dapat menerima diet nutrisi seimbang. Perawat
mendapatkan sudut pandang klien dari status nutrisinya.
E. KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA OKSIGENASI
A. SALURAN PERNAFASAN ATAS
Fungsi : menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara
yang dihirup.
Terdiri dari :
Terdiri dari :
Hidung
proses oksigenasi di awali dengan masuknya udara
melaluihidung
Faring
merupakan pipa berotot yang terletak dari
dasar tengkorak sampai dengan esophagus.
Laring
merupakan
saluran pernapasan setelah faring.
Epiglotis
merupakan
katup tulang rawan yang bertugas menutuplaring saat proses menutup.
B. SALURAN PERNAFASAN
BAWAH
Fungsi :
- menghangatkan udara
Fungsi :
- menghangatkan udara
- membersihkan mukuosa cilliary
- memproduksi surfactan
Terdiri dari :
- memproduksi surfactan
Terdiri dari :
Trakhea
merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira
ketinggianvertebrae torakalis kelima.
Bronkhus
merupakan
kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi bronchus kanan dan kiri.
Bronkiolus
merupakn
saluran percabangan setelah bronchus.Paru- paruParu-paru merupakan organ utama
dalam system pernapasanProses OksigenasiProses pemenuhan
FISIOLOGI PERNAFASAN
FISIOLOGI
PERNAFASAN
Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
a. Menghirup
udara (inpirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari
sekeliling masuk melalui saluran pernapasan sampai keparu-paru. Proses
inspirasi : volume rongga dada naik/lebih besar tekanan rongga dada turun/lebih
kecil.
b. Menghembuskan
udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi
adalah suatu gerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses
ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih
besar.
proses yang berpengaruh pada proses
respirasi,ada 3 yaitu ;
1.Ventilasi
Pulmoner
2. Difusi Gas antara alveoli dan Kapiler Paru
3. Transport O2 dan CO2 melalui darah ke sel – sel jaringan
2. Difusi Gas antara alveoli dan Kapiler Paru
3. Transport O2 dan CO2 melalui darah ke sel – sel jaringan
PENGERTIAN
VENTILISASI
Ventilasi
Ventilasi yaitu masuk dan
keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya. Proses
keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara
atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan
volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat
1. Ventilasi
Pulmoner
→
Merupakan proses pertukaran udara antara alveoli dan atmosfir / udara luar.
→
Ventilasi pulmoner akan meningkat slama aktifitas dan dalam keadaan sakit. Hal
ini diikuti pengembangan dada dan usaha
bernafas maksimal.
→
Selama inspirasi rusuk akan naik oleh karena aksi otot leher anterior dan
kontraksi otot intercostal external.
→
Selama ekspirasi rusuk akan turun oleh karena aksi otot perut anterior.
→
Aktifitas otot tambahan dan usaha nafas bertambah pada klien dengan penyakit
obstruksi saluran pernafasan.
Ventilasi Pulmoner
tergantung dari :
Ø Kecukupan O2 di Udara Luar
Kecukupan konsentrasi O2 di udara luar/ atmosfir merupakan dasar untuk kecukupan respirasi. Konsentrasi o2 pada tempat tinggi lebih randah dari pada di laut.
Selama inspirasi, udara melalui hidung, pharing, laring, trachea, bronchi, dan broncheolus ke alveoli, dan sebaliknya pada periode ekspirasi.Hidung berfungsi menghangatkan, melembabkan dan menyaring udara. Partikel partikel besar pada udara akan difiltrasi oleh rambut pada hidung, dan partikel kecil difiltrasi oleh nasal turbulence.
Kecukupan konsentrasi O2 di udara luar/ atmosfir merupakan dasar untuk kecukupan respirasi. Konsentrasi o2 pada tempat tinggi lebih randah dari pada di laut.
Selama inspirasi, udara melalui hidung, pharing, laring, trachea, bronchi, dan broncheolus ke alveoli, dan sebaliknya pada periode ekspirasi.Hidung berfungsi menghangatkan, melembabkan dan menyaring udara. Partikel partikel besar pada udara akan difiltrasi oleh rambut pada hidung, dan partikel kecil difiltrasi oleh nasal turbulence.
Ø Kebersihan Jalan Nafas
Jalan udara dibersihkan oleh membran mukosa, yang terdiri dari cilia. Cilia pada saluran nafas bawah menggerakkan benda asing ke atas dan cilia pada hidung untuk mengeluarkan. Batuk dan bersin berpengaruh penting pada mekanisme kebersihan jalan nafas
Reflek
batuk ditimbulkan oleh adanya iritan yang yang mengirimkan impuls melalui saraf
vagus ke medulla. Sedangkan bersin terjadi ketika ada impuls saraf kelima ke
medulla.
Ø Kembang kempis Paru
Merupakan pengembangan semua bagian paru dan dada. Pengembangan paru terjadi karena bertambahnya volume paru oleh adanyan peningkatan tekanan paru. Ketidakadekuatan mengembang menyebabkan kerusakan jaringan paru, seperti edema, tumor, paralisis atau kiposis.
Ø Regulasi Respirasi
Sistem saraf mengatur rata – rata dari ventilasi paru agar sesuai dengan kebutuhan tubuh ( PO2 dan PCO2 ) tetap konstan.
Ø Kembang kempis Paru
Merupakan pengembangan semua bagian paru dan dada. Pengembangan paru terjadi karena bertambahnya volume paru oleh adanyan peningkatan tekanan paru. Ketidakadekuatan mengembang menyebabkan kerusakan jaringan paru, seperti edema, tumor, paralisis atau kiposis.
Ø Regulasi Respirasi
Sistem saraf mengatur rata – rata dari ventilasi paru agar sesuai dengan kebutuhan tubuh ( PO2 dan PCO2 ) tetap konstan.
Pusat pengendali
pernafasan terletak di medulla oblongata dan pons.
-
Volume Pulmoner
- Volume
tidal ( TV ) : jumlah udara yang digunakan pada tiap siklus respirasi. 500
ml pada laki – laki dan 400 ml pada wanita.
- Volume
cadangan inspirasi / Inspiratory reserve volume ( IRV ) : jumlah udara
yang didapat pada inhalasi maksimal, 3100 ml
- Volume
cadangan ekspirasi / Expiratory reserve volume ( ERV ) : jumlah udara yang
dikeluarkan pada saat ekspirasi kuat, 1200 ml.
- Volume
residu ( RV ) : jumlah udara yang tersisa setelah ekspirasi, normalnya
1200 ml
Kapasitas Pulmoner
- Kapasitas
total paru ( TLC ) : jumlah udara maksimal dalma paru setelah inspirasi
maksimal : TLC = TV + IRV + ERV + RV, 6000 ml
- Kapasitas
vital ( VC ) : jumlah udara yang dapat diekspirasi setelah inspirasi kuat
: VC = TV + IRV + ERV ( biasanya 80 % TLC ), 4800 ml
- Kapasitas
inpirasi ( IC ) : jumlah udara maksimal yang didapat setelah ekspirasi
normal, IC = TV + IRV , 3600 ml
- Kapasitas
fungsional residu ( FRC ) : volume udara yang tertinggal dalam paru
setelah ekspirasi normal volume tidal, FRC = ERV + RV, 2400 ml
Tekanan Pulmoner
Bernafas mengubah tekanan
intrapulmonal dan tekanan intraplueral. Perubahan tekanan tersebut berhubungan
dengan perubahan volume paru. Pada saat inspirasi, volume paru bertambah, dan
tekanan intrapulmoner menurun. Sebaliknya, pada saat ekspirasi volume paru
menurun, dan tekanan intrapulmonal meningkat.
2.
Difusi Gas
Difusi yaitu
pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler
paru-paru. Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang
bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang
lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan
pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran
respirasi.
Perbedaan
tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi
sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara
alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a. Luas permukaan paru
b. Tebal membran respirasi
c. Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah kapiler darah
e. Afinitas
f. Waktu adanya udara di alveoli
3. Transpor dari oksigen dan karbon dioksida
a. Luas permukaan paru
b. Tebal membran respirasi
c. Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah kapiler darah
e. Afinitas
f. Waktu adanya udara di alveoli
3. Transpor dari oksigen dan karbon dioksida
Oksigen diangkut/disalurkan
dari paru ke jaringan – jaringan, dan karbondioksida diangkut dari jaringan
kembali ke paru. Normalnya 97 % O2 berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah
merah secara bebas, dan dibawa ke jaringan sebagai oxyhemoglobin. Normalnya 25
% atau 5 ml dari O2 per 100ml didifusikan ke jaringan – jaringan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
transportasi :
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
b. Jumlah sel darah merah
c. Hematokrit darah
d. Latihan (exercise)
Ø
Cardiac Output
merupakan jumlah darah yang dipompa oleh
darah, normalnya 5 liter per menit. Dalam kooondisi patologi yang dapat
menurunkan cardiac output ( misal pada kerusakan otot jantung, kehilangan darah
) akan mengurangi jumlah oksigen yang dikirm ke jaringan. Umumnya, jantung
mengkompensasi dengan menambahkan rata rata pemompaannya untuk meningkatkan
transport oksigen.
Ø
Jumlah Erytrocit
Jumalh eritrosit pada laki
– laki 5juta/mm³ dan wanita 4,5 juta /mm³. Penurunan jumlah eritrosit → anemia.
Ø Latihan
Secara langsung berpengaruh terhadap transpot oksigen.
Bertambahnya latihan → peningkatan transport O2 ( 20 x kondisi normal ), menigkatkan cardiac uotput dan penggunaan O2 oleh sel.
Secara langsung berpengaruh terhadap transpot oksigen.
Bertambahnya latihan → peningkatan transport O2 ( 20 x kondisi normal ), menigkatkan cardiac uotput dan penggunaan O2 oleh sel.
Ø
Hematokrit Darah
Normalnya 40 % – 54 % pada laki – laki, dan 37 % – 47 % pada wanita.
Meningkatnya hematokrit → peningkatan viskositas → bertambanya cardiac output → meningkatnya transport oksigen.
Normalnya, dalam kondisi istirahat sekitar 4 ml CO2 per 100 ml darah ditransport dari jaringan ke paru – paru.
Normalnya 40 % – 54 % pada laki – laki, dan 37 % – 47 % pada wanita.
Meningkatnya hematokrit → peningkatan viskositas → bertambanya cardiac output → meningkatnya transport oksigen.
Normalnya, dalam kondisi istirahat sekitar 4 ml CO2 per 100 ml darah ditransport dari jaringan ke paru – paru.
4.Volume paru
Volume
paru normal diukur melalui pemeriksaan fungsi polmonar. Spirometri mengukur
folume udara yang memasuki atau meninggalkan paru-paru.
Variasi volume paru dapat dihubungkan dengan:
a. Status kesehatan
b. Tingkat kekuatan otot pernapasan
c. Tingkat kompliansi
Variasi volume paru dapat dihubungkan dengan:
a. Status kesehatan
b. Tingkat kekuatan otot pernapasan
c. Tingkat kompliansi
5.
Sirkulasi pulmonary
Dimulai dari arteri pulmonary yang menerima darah dari vena yang membawa campuran oksigen dari vertikel kanan. Sisterm ini tergantung pada kemampuan pompa vertikel kanan yang mengeluarkan darah sekitar 4-6 liter/menit.darah mengalir dari arteri pulmonary ke kapiler pulmonary tempat darah kontak dengan membrane kapiler-alveolor dan berlangsung pertukaran gas dan pernapasan. Darah yang kaya O2 bersikulasi melalui venula pulmonary dan vena pulmunar kembali ke atrium kiri.
6. Distribusi
Paru-paru menerima curah jantung total dari vertikel kanan dan tidak mengalirkan darah dari suatu daerah lain kecuali hipoksia alveolar.
7. Transportasi
Oksigen
Terdiri dari sistem paru dan kardiovaskuler. Proses ini bergantung pada jumlah oksigen yang masuk keparu-paru (ventilasi, aliran darah keparu-paru dan jaringan) perfusi, kecepatan difusi dan kapasitas membawa oksigen.
ISTILAH-ISTILAH DALAM PERNAPASAN
1. Tidal volume
2. Inspiratori reserve volume
3. Ekspirasi reserve volume
4. Residual volume
5. Vital eapiacity
6. Inspiratory eapicity
7. Fungsional residual capacity
1. Tidal volume
2. Inspiratori reserve volume
3. Ekspirasi reserve volume
4. Residual volume
5. Vital eapiacity
6. Inspiratory eapicity
7. Fungsional residual capacity
FAKTOR – FAKTOR YANG
BERPENGARUH TERHADAP OKSIGENASI :
1. Faktor Fisiologis
1. Faktor Fisiologis
Faktor
fisiologis yang mempengaruhi oksigenasi meliputi :
a. Penurunan kapasitas membawa oksigen
b. Penurunan konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi
a. Penurunan kapasitas membawa oksigen
b. Penurunan konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi
2.
Faktor
Perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek.
Bentuk
dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke
belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal.
Pada
orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi
perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.
Tahap perkembangan klien dan
proses penuaan yang normal mempengaruhi oksigenasi jaringan:
- Bayi Prematur
- Bayi dan Todler
- Anak usia sekolah dan remaja
- Dewasa muda dan dewasa pertengahan
- Lansia
3. Lingkungan
- Bayi Prematur
- Bayi dan Todler
- Anak usia sekolah dan remaja
- Dewasa muda dan dewasa pertengahan
- Lansia
3. Lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin
tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup
individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju
pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang
meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit.
Meningkatnya
jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung
meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang
dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya
meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung
sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
4.
Gaya Hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan
dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan
pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit
paru.
5. Status Kesehatan
5. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat
menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi
penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya
pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem
pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu
contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena
hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat
mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
6. Narkotika
6. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam
pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila
memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman
pernapasan.
7.
Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan
Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat
mempengarhi pernapasan yaitu :
a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
b. Difusi oksigen dan karbondioksida
antara alveoli dan kapiler paru
c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan.
c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan.
Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan
obstruksi sebagian jalan napas.
Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam
tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan
ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh
kondisi yang dapat merubah satu atau lebih bagian-bagian dari proses respirasi.
Penyebab lain
hipoksia adalah hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan
menurunnya tidal volume, sehingga karbondioksida kadang berakumulasi didalam
darah.
Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 - 5 menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat.
8. Perubahan pola nafas
Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 - 5 menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat.
8. Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama
jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut
dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha
inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu
ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti
pada penderita asma.
9. Obstruksi jalan napas
9. Obstruksi jalan napas
Obstruksi jalan
napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di
sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi : hidung,
pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti
makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak
sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas.
Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).
MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI RESPIRASI
HYPOXIA
Merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi ke jaringan. Hal ini berhubungan dengan 3 bagian / proses respirasi,
Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).
MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI RESPIRASI
HYPOXIA
Merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi ke jaringan. Hal ini berhubungan dengan 3 bagian / proses respirasi,
yaitu : ventilasi, difusi gas, atau transport
gas oleh darah, dan dapat disebabkan oleh satu atau lebih perubahan kondisi
pada proses tersebut.
Pada tempat yang tinggi, tekanan partial oksigen turun, karena itu tekanan partial alveoli dan arteri menurun → disebut hypoxic hypoxia.Penyebab lain hipoxia adalah hipoventilasi yaitu ketidakcukupan ventilasi alveoli oleh karena penurunan volume tidal.
Pada tempat yang tinggi, tekanan partial oksigen turun, karena itu tekanan partial alveoli dan arteri menurun → disebut hypoxic hypoxia.Penyebab lain hipoxia adalah hipoventilasi yaitu ketidakcukupan ventilasi alveoli oleh karena penurunan volume tidal.
Penurunan volume tidal ( sebagai contoh , pada penyakit
otot respirasi, obat – obatan, atau analgesik ), carbondioksida sering
terakumulasi dalam darah. Hipoxia dapat berkembang ketika kemampuan paru untuk
mendifusikan oksigen ke dalam darah arteri menurun, seperti pada edema
pulmonaer, atau akibat dari masalah pembebasan oksigen ke jaringan.
Menurut waktu terjadinya hipoksia dibagi 3, yaitu :
1. hipoksia akut
2. hipoksia subakut
3. hipoksia kronis
1. hipoksia akut
2. hipoksia subakut
3. hipoksia kronis
Menurut Barkroft
ada 3 faktor penyebab hipoksia :
1. tekanan oksigen dalam alveoli atau udara pernapasan
2. aliran darah
3. kapasitas darah untuk mengikat oksigen atau kadar hemoglobin
1. tekanan oksigen dalam alveoli atau udara pernapasan
2. aliran darah
3. kapasitas darah untuk mengikat oksigen atau kadar hemoglobin
Macam-macam hipoksia menurut penyebabnya :
1. hipoksis hipoksia
1. hipoksis hipoksia
Hipoksia adalah
kekurangan oksigen di jaringan. Istilah ini lebih tepat daripada anoksia.
Sebab, jaringan terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan.
2.
anaemik
hipoksia
hipoksemia adalah kekurangan oksigen di
darah arteri. Terbagi atas dua jenis hipoksemia hipotonik (anoksia asoksik) dan
hipoksemia isotonik ( anoksia anemik). Hipoksemia hipotonik terjadi di mana
tekanan oksigen darah arteri rendah karena karbondioksida dalam darah tinggi
dan hipoventilisasi. Hipoksemia isotonik terjadi dimana oksigen normal, tetapi
jumlah oksigenyang dapat di ikat hemoglobin sedikit.
3.
stagnan
hipoksia
yaitu hipoksia yang terjadi akibat
adanya bendungan atau sumbatan.
4. histotoksik hipoksia
Keadaan dimana darah di kapiler jaringan
mencukupi, tetapi jaringan tidak dapat menggunkan oksigen karena pengaruh racun
sianida.
Penyebab terjadinya hipoksia :
1. gangguan pernapasan
2. gangguan peredaran darah
3. gangguan sistem metabolisme
4. gangguan permeabilitas jaringan untuk mengikat oksigen (nekrose).
Penyebab terjadinya hipoksia :
1. gangguan pernapasan
2. gangguan peredaran darah
3. gangguan sistem metabolisme
4. gangguan permeabilitas jaringan untuk mengikat oksigen (nekrose).
Tanda
– tanda klinik hipoxia :
Tanda
– tanda Akut dan Kronik Hipoxia :
PERUBAHAN
POLA NAFAS
- B.d
rata – rata, volume, ritme, dan usaha bernafas.
Respirasi normal ( eupnea ) : diam, ritmic, dan sedikit usaha.
- B.d
rata – rata, volume, ritme, dan usaha bernafas.
Respirasi normal ( eupnea ) : diam, ritmic, dan sedikit usaha.
- Tachypnea
nafas yang cepat, dijumpai pada demam, asidosis metabolik, nyeri, hipercapnea, anoxemia ( penurunan O2 dalam darah ).
nafas yang cepat, dijumpai pada demam, asidosis metabolik, nyeri, hipercapnea, anoxemia ( penurunan O2 dalam darah ).
- Bradypnea
nafas yang lambat, dijumpai pada pasien yang mendapat morphie sulfat ( penyebab depresi respirasi ), asidosis metabolik, dan pasien dengan PTIK ( peningkatan tekanan intrakranial, → injuri otak ).
2. Hyperventilasi
jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut hyperventilasi elveoli, sebab jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa CO2 yang dieliminasi lebih dari yang diproduksi → menyebabkan peningkatan rata – rata dan kedalaman pernafasan.
nafas yang lambat, dijumpai pada pasien yang mendapat morphie sulfat ( penyebab depresi respirasi ), asidosis metabolik, dan pasien dengan PTIK ( peningkatan tekanan intrakranial, → injuri otak ).
2. Hyperventilasi
jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut hyperventilasi elveoli, sebab jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa CO2 yang dieliminasi lebih dari yang diproduksi → menyebabkan peningkatan rata – rata dan kedalaman pernafasan.
Tanda dan gejala :
- pusing
- nyeri kepala
- henti jantung
- koma
- ketidakseimbangan elektrolit
- pusing
- nyeri kepala
- henti jantung
- koma
- ketidakseimbangan elektrolit
3. Hypoventilasi
ketidakcukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi kebutuhan tubuh), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah. Hypoventilasi dapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari beberapa obat.
Tanda dan gejala:
- napas pendek
- nyeri dada
- sakit kepala ringan
ketidakcukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi kebutuhan tubuh), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah. Hypoventilasi dapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari beberapa obat.
Tanda dan gejala:
- napas pendek
- nyeri dada
- sakit kepala ringan
- pusing dan penglihatan kabur
- baal
4. Cheyne Stokes
bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari perafasan yang sangat dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, o.k gagal jantung kongestif, PTIK, dan overdosis obat. Terjadi dalam keadaan dalam fisiologis maupun pathologis.
Fisiologis :
a. orang yang berada ketinggian 12000-15000 kaki
b. pada anak-anak yang sedang tidur
c. pada orang yang secara sadar melakukan hyperventilasi
- baal
4. Cheyne Stokes
bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari perafasan yang sangat dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, o.k gagal jantung kongestif, PTIK, dan overdosis obat. Terjadi dalam keadaan dalam fisiologis maupun pathologis.
Fisiologis :
a. orang yang berada ketinggian 12000-15000 kaki
b. pada anak-anak yang sedang tidur
c. pada orang yang secara sadar melakukan hyperventilasi
Pathologis
:
a. gagal jantung
b. pada pasien uraemi ( kadar ureum dalam darah lebih dari 40mg%)
a. gagal jantung
b. pada pasien uraemi ( kadar ureum dalam darah lebih dari 40mg%)
5. Kussmaul’s ( hyperventilasi )
peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x per menit. Dijumpai pada asidosisi metabolik, dan gagal ginjal.
peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x per menit. Dijumpai pada asidosisi metabolik, dan gagal ginjal.
6. Apneustic
henti nafas , pada gangguan sistem saraf pusat
henti nafas , pada gangguan sistem saraf pusat
7. Biot”s
nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan gangguan sistem saraf pusat. Normalnya bernafas hanya membutuhkan sedikit usaha. Kesulitan bernafas disebut dyspnea.
nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan gangguan sistem saraf pusat. Normalnya bernafas hanya membutuhkan sedikit usaha. Kesulitan bernafas disebut dyspnea.
1.
Prosedur Pemenuhan Kebutuhan
Cairan dan Elektrolit
Cairan dan Elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi
tubuh manusia. Kebutuhan
Cairan dan Elektrolit bagi manusia berbeda-beda sesuai dengan
tingkat usia seseorang, seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan yang berbeda
dengan usia dewasa. Bayi mempunyai tingkat metabolisme air lebih tinggi mengingat
permukaan tubuh yang relatif luas dan persentase air lebih tinggi dibandingkan
dengan orang dewasa
Kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh dalam mengangkut zat
makanan ke dalam sel, sisa metabolisme, sebagai pelarut elektrolit dan non
elektrolit, memelihara suhu tubuh, mempermudah eliminasi dan membantu
pencernakan.
Disamping kebutuhan cairan, elektrolit (natrium, kalium, kalsium,
klorida dan fosfat) sangat penting untuk menjaga keseimbangan asam-basa,
konduksi saraf, kontraksi muskuler dan osmolalitas. Kondisi tidak terpenuhinya
kebutuhan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi sistem organ tubuh terutama
ginjal.
Untuk mempertahankan kondisi cairan dan elektrolit dalam keadaan
seimbang, maka pemasukan harus cukup sesuai dengan kebutuhan. Prosedur pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit dalam pelayanan keperawatan dapat dilakukan
melalui pemberian per-oral atau intravena.
Ritme respirasi abnormal yaitu :
Ø Cheyne Stokes → bertambah dan berkurangnya
ritme respirasi, dari perafasan yang sangat dalam, lambat dan akhirnya diikuti
periode apnea, o.k gagal jantung kongestif, PTIK, dan overdosis obat.
Ø Kussmaul’s ( hyperventilasi ) → peningkatan
kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x per menit. Dijumpai pada
asidosisi metabolik, dan gagal ginjal.
Ø Apneustic → henti nafas , pada gangguan sistem
saraf pusat
Ø Biot”s → nafas dangkal, mungkin dijumpai pada
orang sehat dan klien dengan gangguan sistem saraf pusat. Normalnya bernafas
hanya membutuhkan sedikit usaha. Kesulitan bernafas disebut dyspnea.
10. OBSTRUKSI JALAN NAFAS
Obstruksi partial atau seluruh jalan nafas bisa terjadi pada saluran nafas atas maupun bawah. Obstruksi saluran nafas atas bisa disebabkan oleh benda asing, sperti makanan, lidah jatuh ke belakang ( pada pasien tidak sadar ), penumpukan sekret pada jalan nafas. Obstruksi jaan nafas bawah bisa terjadi pada bronkhial dan paru – paru.
PENGKAJIAN
Meliputi :
Ø riwayat keperawatan
Ø pengkajian fisik
Ø pemeriksaan diagnostic
Ø riwayat keperawatan
Ø pengkajian fisik
Ø pemeriksaan diagnostic
Riwayat keperawatan
Meliputi :
a. Masalah Respirasi :
- apakah baru – baru ini
pernah mengalami perubhan pola nafas (kesulitan, nafas cepat / lambat, nafas
pendek, perlu posisi tegak untuk bernafas
- aktifitas yang
menyebabkan masalah itu terjadi ?
- zat penyebab polusi
- zat penyebab polusi
b. Riwayat penyakit pernafasan
- demam, alergi, asma, tuberculosis, bronkhitis, dll
- frekuensi ? berapa lama ? tindakan yang dilakukan ?
- demam, alergi, asma, tuberculosis, bronkhitis, dll
- frekuensi ? berapa lama ? tindakan yang dilakukan ?
c. Masalah cardiovaskuler
- riwayat masalah sirkulasi jantung, atau darah (anemia, hipertensi, penyakit jantung)
- riwayat masalah sirkulasi jantung, atau darah (anemia, hipertensi, penyakit jantung)
d. Gaya hidup
- kebiasaan merokok, jumlahnya
- family → adakah yang merokok ?
- adakah perokok, zat penyebab polusi ( asbes, batu bara, asap, dll )
- kebiasaan merokok, jumlahnya
- family → adakah yang merokok ?
- adakah perokok, zat penyebab polusi ( asbes, batu bara, asap, dll )
e. Prosentase batuk
- berapa lama, dan bagaimana terjadinya ?
- produktif atau non produktif ?
- apakah terjadi selama aktifitas atau setiap waktu ?
- berapa lama, dan bagaimana terjadinya ?
- produktif atau non produktif ?
- apakah terjadi selama aktifitas atau setiap waktu ?
f. Sputum
- kapan diproduksi ?
- jumlah, warna, kekentalan, bau
- adakah darah ?
- kapan diproduksi ?
- jumlah, warna, kekentalan, bau
- adakah darah ?
g. Nyeri dada
- apakah nyeri terjadi saat beraktifitas atau saat bernafas ?
- lokasi nyeri
- bagaimana perasaan nyeri.
- apakah nyeri terjadi saat beraktifitas atau saat bernafas ?
- lokasi nyeri
- bagaimana perasaan nyeri.
- terjadi saat inspirasi
atau ekspirasi
- berapa lama, apakah
cenderung terjadi saat bernafas
- aktifitas yang menyebabkan nyeri
- usaha untuk mengurangi nyeri
- aktifitas yang menyebabkan nyeri
- usaha untuk mengurangi nyeri
h. Faktor resiko
- keluarga dengan masalah : Ca Paru, penyakit kardiovaskuler. TB, dll
- BB klien, pola aktifitas, diet
- keluarga dengan masalah : Ca Paru, penyakit kardiovaskuler. TB, dll
- BB klien, pola aktifitas, diet
i. Riwayat pengobatan
- penggunaan obat → overdosis, obat diindikasikan untuk jantung, tekanan darah, atau pernafasan ( contohnya : bronkodilator, inhalant, narcotik )
- dosisnya, berapa kali sehari, hasilnya, efek sampingnya ?
- penggunaan obat → overdosis, obat diindikasikan untuk jantung, tekanan darah, atau pernafasan ( contohnya : bronkodilator, inhalant, narcotik )
- dosisnya, berapa kali sehari, hasilnya, efek sampingnya ?
Pemeriksaan Fisik
Ø Inspeksi : rata – rata, kedalaman, ritme, usaha,
kualitas respirasi, catat posisi klien pada saat bernafas.
Ø Palpasi : temperatur kulit, fremitus, pengembangan dada,
krepitasi, massa, edema, dll.
Ø Percusi : intensitas, tinggi rendahnya suara serta
kualitas dan lokasinya
Ø Auskultasi : vesikuler, bronchial, bronchovesikuler,
rales, ronchi, lokasi dan perubahan suara nafas serta saat terjadinya.
Pemeriksaan
Diagnostik
→ Specimen.
Ø untuk kultur dan sensitifitas → untuk mengidentifikasi mikroorganisme spesific dan sensitifitas terhadap obat.
Ø untuk kultur dan sensitifitas → untuk mengidentifikasi mikroorganisme spesific dan sensitifitas terhadap obat.
Ø Untuk cytology → untuk mengidentifikasi sebab, struktur,
fungsi dan patologi sel. Specimen untuk sitologi didapatkan dari pengumpulan
sputum pada pagi hari ( selama 3 hari) dan dites untuk mengetahui kanker pada
paru.
Ø BTA ( Bacil Tahan Asam ) → dengan mengumpulkan sputum tiga hari berturut – turut, untuk mengindentifikasi presentase TB.
Ø BTA ( Bacil Tahan Asam ) → dengan mengumpulkan sputum tiga hari berturut – turut, untuk mengindentifikasi presentase TB.
→ Spirometri → tes fungsi paru – paru.
→ BGA ( Blood Gas Analysa )
→ PCO2 : 35 – 45 mm Hg
PO2 : 80 – 100 mm Hg
pH : 7,35 – 7,45
PO2 : 80 – 100 mm Hg
pH : 7,35 – 7,45
→ Pemeriksaan darah :
eritrosit, Hb, leukosit, dll
→ Pemeriksaan Visual :
Rontgen, Bronchoscopy, Scaning, Flouroskopy.
KESIMPULAN
Jadi untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia, kita dapat membantu dan memberikan KBM yang d butuhkan oleh pasien
atau klien. Misalnya KDM menurut Abraham Maslow yang membahas tentang kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, akan harga diri, dan
aktualisasi diri. Dan kebutuhan lainnya yang harus terpenuhi dan diberikan
kepada klien atau pasien.
KRITIK DAN SARAN
1. KRITIK
Alhamdulillah
dengan ini saya telah menyelesaikan makalah dari Pak Doni Wicaksono, SST, saya
menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Dengan itu saya
menerima kritik dari Pak Doni Wicaksono, SST maupun dengan teman - teman semua
dengan senang hati.
2. SARAN
Sebagai mana kita
mengetahui bahwa kita sebagai siswa SMK Kesehatan, bekerja dan menyalurkan
keahlian kita dalam bidang kesehatan. Dan hendaknya kita selalu mengamalkan
hal-hal yang kita peroleh dari bidang kita. Dan kita selalu semangat dalam
mewujudkan mimpi dan keinginan kita
bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Fundamental Of Nursing, Carol Taylor Et All, 1997, Lippincott Raven Washington.
Fundamental Of Nursing, Concepts Process & Practice, Patricia A. Potter Et All. Third Edition, 1992, Mosby Year Book Washington.
Medical Surgical Nursing, Critical Thinking In Client Care, Priscilla Lemone, 1996. Addisson Wesley Nursing
Manual Of Nursing Practice, Sandra M. Nettina, 6 Th Edition, 1996 , Lippinciott Raven Publishers.
Nutrition Hand Book For Nursing Practice, Third Edition, Susan G. Dudek, 1997, Eashington Square Philadelphia
Casinos Near Me - Michigan Casinos, Hotels - MapYRO
BalasHapusFind the nearest casinos to you with 태백 출장안마 the 강원도 출장마사지 MapYRO Realtime If there are 김포 출장안마 any casinos near you, be sure 김해 출장샵 to click 서산 출장마사지 the "Casino Map" button to find